Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cinema XXI Terjun ke Bursa Efek Indonesia, Pendirinya Langsung Debut Jadi Miliarder Dunia

Cinema XXI Terjun ke Bursa Efek Indonesia, Pendirinya Langsung Debut Jadi Miliarder Dunia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cinema XXI sebagai jaringan bioskop terbesar di Indonesia baru saja listing di Bursa Efek Indonesia pada hari Rabu dengan sahamnya ditutup 17% lebih tinggi pada Rp316. IPO ini pun mendorong taipan dan raja bioskop Indonesia, Benny Suherman menjadi miliarder dunia dengan perkiraan kekayaan bersih sekitar USD1,1 miliar (Rp16,6 triliun).

Saham PT Nusantara Sejahtera Raya yang menaungi Cinema XXI dihargai Rp270 dan IPO oversubscribed 25 kali. 10% saham yang ditawarkan menghasilkan Rp2,2 triliun, menilai Cinema XXI sebesar Rp22,5 triliun.

Mengutip Forbes di Jakarta, Jumat (4/8/23) Benny Suherman memiliki 54% saham melalui perusahaan induknya Harkatjaya Bumipersada. Ia kemudian menguangkan IPO dengan menjual sebagian saham ke GIC, dana kekayaan negara Singapura, sesuai kesepakatan sebelumnya.

Baca Juga: Mantan Apoteker di China Sukses Jadi Miliarder Hanya dengan Jual Masker Kecantikan Seharga Rp45 Ribu

Mitra bisnisnya, Harris Lasmana, melakukan hal yang sama dan memegang 13,5%. Pada bulan April, Suherman mengundurkan diri sebagai ketua, menyerahkan posisi kepada putranya Suryo. Putranya yang lain, Arif, memiliki kursi dewan dan menantunya Hans Gunadi adalah direktur utama.

Dianggap sebagai perintis bisnis distribusi film di Indonesia, Benny Suherman ikut mendirikan perusahaan yang saat itu bernama Subentra Nusantara, bersama Lasmana dan mendiang sepupu Presiden Suharto, Sudwikatmono, pada tahun 1988.

Perusahaan ini nyaris memonopoli hak distribusi film-film Hollywood selama bertahun-tahun. Kemudian, Sudwikatmono menjual sahamnya kepada Suherman dan Lasmana pada akhir 1990-an setelah krisis keuangan Asia dan lengsernya Soeharto.

Menyusul keputusan pemerintah pada tahun 2016 untuk membuka sektor tersebut bagi investor asing, GIC setuju untuk berinvestasi di Cinema XXI. Kemitraan strategis memberi GIC opsi panggilan untuk membeli 22,5% saham di rantai teater saat go public. Selama IPO, GIC menggunakan opsi itu dengan harga IPO, memperoleh saham yang disepakati sebesar USD334 juta (Rp5 triliun).

Cinema XXI memiliki hampir 60% bioskop di Indonesia, rantai bioskop ini telah mengalokasikan hampir dua pertiga dana IPO untuk memperluas jaringan bioskopnya. Saat ini, Cinema XXI memiliki 225 bioskop dengan 1.216 layar, lebih dari empat gabungan saingannya dan berencana menginvestasikan USD40 juta (Rp606 triliun) untuk menambah 80 layar lagi tahun ini.

Pesaingnya termasuk jaringan Cinemaxx yang didirikan oleh Brian Riady, cucu miliarder Mochtar Riady. Pada tahun 2019, Cinemaxx berganti nama menjadi Cinepolis Indonesia setelah jaringan bioskop Meksiko Cinepolis mengakuisisi 40% saham senilai USD110 juta (Rp1,6 triliun).

Meski demikian, pandemi berdampak pada Cinema XXI ketika bioskop ditutup selama penguncian dan membuat kerugian bersih sebesar Rp351 miliar pada tahun 2021. Tetapi kembali membaik pada tahun 2022 dengan laba bersih Rp460 miliar, setelah pembatasan dicabut dan orang-orang datang berbondong-bondong kembali ke gedung bioskop.

Sementara pendapatan pada tahun 2022 melonjak menjadi Rp4,4 triliun dari Rp1,2 triliun pada tahun sebelumnya. Pendapatan itu masih di bawah pendapatan tahunan tertinggi perusahaan yakni Rp6,89 triliun rupiah pada tahun 2019.

Perusahaan memperkirakan industri bioskop akan melampaui tingkat pra-pandemi pada tahun depan dan pasar keseluruhan akan meningkat menjadi Rp20,6 triliun pada tahun 2027. Menurut Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Indonesia memiliki total 2.100 layar bioskop, per tahun lalu dan ada ruang untuk memperluas hingga 15.000 layar.

Suherman bukanlah orang pertama yang menjadi kaya raya dari industri film Indonesia yang semarak. Di antara orang terkaya di Indonesia, ada Manoj Punjabi, salah satu pendiri studio film MD Pictures yang terdaftar, yang memiliki kekayaan bersih USD1,7 miliar (Rp25,7 triliun).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: