Pada akhir perdagangan Senin (21/8/2023) lalu, terjadi kenaikan ringan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 6,12 poin atau mengalami penguatan sebesar 0,09%, sehingga mencapai level Rp6.866,03.
Ellen May, Founder dan CEO Emtrade, mewaspadai area support di level Rp6.830 jika terjadi penurunan pada IHSG. Menurutnya, IHSG tampak mengalami stagnasi dan mengembangkan pergerakan yang lebih rendah daripada sebelumnya.
“IHSG sekarang lagi di posisi masih stagnan, tapi stagnannya enggak enak lihatnya karena ngebentuk peningkatan yang lebih rendah dari sebelumnya. Ini dia tanda-tanda bakalan agak slow down, tapi tenang aja belum tentu dia bakalan jatuh karena dia ketahan support yang lumayan kuat di level Rp6.830, jadi dia masih akan sideways di situ dulu,” tutur Ellen, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Selasa (22/08/2023).
Baca Juga: Kiat-Kiat Lo Kheng Hong Sebelum Berinvestasi di Pasar Saham: Jangan Beli Kucing dalam Karung!
Kenaikan tipis indeks saham kemarin didorong oleh sejumlah emiten, seperti sektor batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan sektor teknologi PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Ellen mengungkapkan performa perusahaan penambang batu bara BYAN berkontribusi dalam menjaga kestabilan IHSG. BYAN adalah salah satu perusahaan penambang batu bara yang menunjukkan fluktuasi yang cukup menarik untuk aktivitas perdagangan.
“BYAN termasuk salah satu emiten batu bara yang lumayan menarik secara fluktuasinya buat trading. Dia sempat uptrend lumayan tinggi, kemudian kalau turun kenceng juga. Jadi buat pemula agak-agak hati-hati, tapi kalau udah yang intermediate traders, ini bisa dicoba. Kemungkinan besar BYAN akan bisa uptrend karena harga batu bara juga sudah murah banget,” ujar Ellen.
Selain BYAN, ada sektor teknologi seperti Bukalapak sebagai pendorong menguatnya IHSG. Saham Bukalapak tercatat naik sekitar 3,45% atau di level Rp240 per lembar saham.
“Pattern-nya semakin cantik untuk Bukalapak dengan volume transaksi yang lumayan tinggi, tapi aku enggak berharap terlalu banyak dengan Bukalapak ini, kenapa? Karena kapitalisasinya gede. Besaran saham yang beredar di bursa besar dan kalau dikalikan nominalnya, di sini harga per lembar sahamnya ini juga gede, sehingga sepertinya juga enggak akan sampai signifikan naiknya,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Batu Bara Kian Membara, Cek Analisis Saham PTBA, BRMS, BUMI, ADMR, dan ADRO
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement