Indonesia menjadi salah satu negara yang optimis menggagas transisi energi, terutama dalam hal meninggalkan energi fosil. Hal itu beberapa kali disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, termasuk dalam acara KTT ASEAN 2023 di Jakarta kemarin.
Dalam KTT ASEAN-Republik Korea ke-24 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu 6 September 2023 kemarin, Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara ASEAN untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang mencapai 78%.
"Di saat yang sama, dalam satu dekade ke depan ekonomi digital di ASEAN diperkirakan menyumbang US$1 triliun GDP kawasan," kata Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Sukseskan Transisi Energi, BRI Bukukan Green Loan Rp79,4 Triliun
Bagi Indonesia, hal ini menarik mengingat banyaknya sumber energi alternatif yang tersedia. Salah satu sumber energi yang paling besar dan potensial adalah gas bumi. Karena berada di kawasan ring of fire, Indonesia disebut memiliki 40% dari cadangan panas bumi dunia.
Melansir data Badan Geologi-Kementerian ESDM, hingga akhir 2020 negara ini memiliki 23,7 GW. Jumlah tersebut setara dengan 12 miliar barel minyak yang dapat dioperasikan selama 30 tahun. Oleh karena itu, pemerintah memproyeksikan energi panas bumi menyimpang 5% kebutuhan listrik masyarakat pada tahun 2025.
Selain panas bumi, Indonesia juga memiliki potensi energi lainnya seperti angin, panas matahari, bahkan hingga gas rawa. Provinsi Jawa Tengah ternyata telah melirik sumber energi unik yang lebih ramah lingkungan ini.
“Karena ada pengalaman menarik. Para geolog kami menemukan beberapa tempat di Jawa Tengah ternyata ada tumpukan semacam humus, tidak tahu berapa juta tahun, terus kemudian, itu keluar gas,” kata Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah, dalam akun Youtube Rhenald Kasali.
Ganjar melanjutkan, bahwa energi alternatif yang sudah diterapkan di Banjarnegara, Karanganyar, dan Sragen tersebut membuat pengeluaran energi rumah tangga menjadi gratis.
Gas rawa atau biogenic shallow gas merupakan gas yang terbentuk dari bakteri metanogenik pada lingkungan anaerob seperti rawa. Sebagai energi, gas ini termasuk ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk pengganti LPG.
Melansir Bappeda Jawa Tengah, instalasi gas rawa ini telah melayani ratusan keluarga. Penggunaannya dapat menghemat biaya LPG hingga 72%.
Baca Juga: Kebutuhan Energi Diprediksi Terus Meningkat
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Amry Nur Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement