Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nilai Tukar Rupiah Kembali Tuai Koreksi, Kira-Kira Bagaimana Strategi BI?

Nilai Tukar Rupiah Kembali Tuai Koreksi, Kira-Kira Bagaimana Strategi BI? Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berbeda dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencetak rapor hijau, nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 18 September 2023 justru menuai rapor merah. Berdasarkan data RTI Business, diketahui bahwa mata uang Indonesia itu terkoreksi -0,09% dan kehilangan 14 poin sehingga kursnya berada di angka Rp15.369 per dolar AS.

Rupanya, kinerja rupiah atas mata uang global juga kurang memuaskan. Sebab, pada perdagangan hari ini, mata uang Garuda tersebut masih belum sanggup menunjukkan keperkasaannya atas dolar Australia (-0,28%), euro (-0,17%), dan poundsterling (-0,19%).

Baca Juga: Tuai Rapor Merah, Nilai Tukar Rupiah Terpantau Melemah Berjamaah

Kendati demikian, ketika dihadapkan dengan mata uang negara-negara di Asia, rupiah cenderung menampakkan pergerakan yang lebih variatif. Pasalnya, merujuk dari sumber yang sama, dikabarkan bahwa mata uang Indonesia itu menguning atas satu mata uang, menghijau atas tiga mata uang, namun memerah atas empat mata uang.

Rupiah hari ini stagnan atas baht namun menguat atas yuan (0,05%), ringgit (0,09%), dan dolar Taiwan (0,17%). Namun, mata uang Garuda tersebut belum sanggup mengungguli  dolar Hong Kong (-0,10%), yen (-0,16%), won (-0,17%), dan dolar Singapura (-0,07%).

Sebagai informasi tambahan, Senior Portfolio Manager PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma, mengungkapkan, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia (BI) dinilai belum mempunyai urgensi untuk menaikkan suku bunga. Menurutnya, BI masih mengindikasikan adanya alat kebijakan moneter lain selain melakukan hal tersebut.

Baca Juga: Hip-Hip Hura! Rupiah Hari Ini Sukses Tuai Rapor Hijau Atas Dolar AS dan Mata Uang Asia!

“BI cenderung akan menjaga stabilitas rupiah dengan melakukan intervensi valuta asing dan menjaga imbal hasil obligasi di level menarik. Kami juga optimistis terhadap perkembangan struktural Indonesia dan pembangunan hilirisasi industri metal Indonesia yang dapat berdampak positif pada kinerja ekspor dan memberi kontribusi devisa untuk membantu menjaga stabilitas mata uang,” jelas Samuel dalam Ulasan Pasar Saham - Seeking Alpha Edisi September 2023, Jakarta, Senin, 18 September 2023.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: