Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PJUTS hingga Solar Home System, Kemensos Turun Hadirkan Cahaya untuk Kepulauan Mapia

PJUTS hingga Solar Home System, Kemensos Turun Hadirkan Cahaya untuk Kepulauan Mapia Kredit Foto: Rena Laila Wuri

Penerangan menjadi semakin sulit ketika persediaan minyak tanah habis. Kapal yang membawa bahan bakar dan kebutuhan lainnya hanya berlabuh dua kali dalam sebulan, dan itu pun jika cuaca memungkinkan. Dalam cuaca buruk, kapal bisa tidak berlabuh selama berbulan-bulan. Oleh karena itu, kehadiran SHS dari Kemensos disambut dengan gembira.

Sama seperti Paulina, warga lainnya, Widiana Lestiarini (56) juga merasakan manfaat dari SHS dari Kemensos. Wanita yang akrab disapa Mama Jawa ini kegirangan karena bisa tidur dengan penerangan. Cucunya pun bisa belajar dengan tenang.

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Warga Terdampak Bencana, Kemensos Targetkan Bangun 110 Lumbung Sosial Tahun Ini

“Kalau yang ini bisa cas HP sama untuk penerangan di rumah. Kita beruntung sekali anak-anak bisa kembali belajar tidak kayak kemarin-kemarin,” ujarnya.

Menurutnya, SHS yang diberikan Kemensos cukup mudah dioperasikan. “Kalau untuk ibu-ibu rumah tangga Lebih mudah, nggak terlalu sulit. Misalkan bapak tidak ada kita bisa sendiri,” katanya.

Mama Widi juga berbagi pengalamannya tentang penggunaan SHS. Dia menjelaskan bahwa dia mengatur panel surya atau modul surya untuk menangkap sinar matahari di siang hari. Ketika senja tiba, dia menghubungkan baterai yang sudah terisi energi ke lampu LED bulp. Jika cuaca cerah seharian, dia dan keluarganya dapat menikmati penerangan sepanjang malam dan mengisi daya ponsel.

“Kalau saya punya sendiri itu syukur alhamdulillah sampai pagi kita bisa masih menikmati lampu dari SHS,” cerita wanita berdarah jawa yang sudah menetap selama 16 tahun ke Mapia ini.

Selain SHS, Mama Widi juga merasa lebih aman untuk keluar rumah pada malam hari berkat lampu PJUTS dari Kemensos. Sebelumnya, dia harus mengandalkan senter atau cahaya bulan saat keluar pada malam hari. Kurangnya penerangan juga menghambat pekerjaannya dalam mengolah kopra pada malam hari.

“Kalau sekarang ada lampu ini kita keluar malam kita tidak takut. Kita sudah enak jalan sendiri, Kita juga nyaman jalan sendiri tidak takut apa-apa. Terima kasih Ibu. Terima kasih banyak kita sudah menikmati lampu,” katanya.

Kepulauan Mapia adalah gugusan pulau yang berbatasan langsung dengan negara Palau dan Filipina. Kepulauan ini terletak di utara Papua dan terdiri dari tiga pulau, yaitu Pulau Brasi, Pulau Pegun, dan Pulau Fanildo. Hanya dua pulau yang dihuni dengan total 79 kepala keluarga. Sementara itu, Pulau Fanildo dibiarkan tanpa penduduk untuk menjaga keberlanjutan habitat satwa seperti penyu.

Baca Juga: Percepat Pengentasan Kemiskinan, DPR Setujui Usulan Kenaikan Anggaran Kemensos Rp2,75 T

Kepulauan ini menghadapi tantangan akses, termasuk masalah penerangan, air bersih, transportasi, dan pasokan pokok. Pada tanggal 12 September 2023, Ekspedisi Kebangsaan Kepulauan Mapia yang melibatkan Kemensos dan TNI AL membawa bantuan berupa air bersih, peralatan rumah tangga, ayam petelur, dukungan kesehatan, pendidikan, dan bantuan lainnya untuk penduduk Kepulauan Mapia yang berada di Distrik Supiori Barat, Kabupaten Supiori, Papua.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: