Kredit Foto: Unsplash/Stanislaw Zarychta
Perusahaan stablecoin kripto, Tether, baru-baru ini menunjuk Paolo Ardoino sebagai CEO baru pada Desember, menurut keeterangan resmi perusahaan yang dilansir Reuters pada Jumat lalu.
Dilansir dari laman Reuters pada Minggu (15/10/2023), adanya penunjukkan CEO baru bertujuan untuk perombakan manajemen.
CEO saat ini Jean-Louis van der Velde akan "beralih ke peran sebagai penasihat untuk Tether," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Jumlah Investor Kripto Kian Meningkat, Lantas Bagaimana Kondisi Pasar Kripto Kuartal III-2023?
Tether menerbitkan stablecoin, juga disebut Tether, yang dirancang untuk mempertahankan nilai konstan US$1 (Rp15.703) dan banyak digunakan dalam perdagangan kripto-ke-kripto.
Menurut CoinGecko, setidaknya terdapat US$83,5 miliar (Rp1.311 triliun) Tether yang beredar, sehingga menjadikannya mata uang kripto terbesar ketiga setelah Bitcoin dan Ethereum.
Sayangnya, tidak banyak yang diketahui tentang van der Velde, yang tidak banyak diketahui publik. Ardoino-lah yang bertindak sebagai wajah publik perusahaan, memposting secara teratur di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dan berbicara kepada wartawan.
Ardoino sempat menjadi Chief Technology Officer (CTO) Tether pada tahun 2017, kata perusahaan. Dia mengatakan di X pada hari Jumat bahwa dia "bersemangat dan rendah hati" untuk menjadi CEO.
Van der Velde mengatakan dalam pernyataan perusahaan bahwa Ardoino "sangat cocok untuk memimpin Tether ke era baru yang menarik ini."
Terkait dengan cadangan Tether, perusahaan tersebut mengatakan bahwa peg-nya dipertahankan oleh kepemilikan Tether atas aset berbasis dolar, termasuk Departemen Keuangan Amerika Serikat.
Sebagai bagian dari penyelesaian tahun 2021 dengan kantor Kejaksaan Agung New York, Tether setuju untuk memberikan laporan kuartal tentang cadangannya selama dua tahun. Tether mengatakan di situs webnya bahwa mereka telah menyelesaikan persyaratan ini awal tahun ini.
Regulator AS telah memperingatkan bank bahwa cadangan stablecoin dapat mengalami arus keluar yang cepat, misalnya jika pemegangnya bergegas menukarkan token tersebut kembali ke mata uang tradisional.
Pernyataan Tether tidak menyebutkan di mana Ardoino dan van der Velde berbasis, di mana Tether berbasis atau berapa banyak karyawan yang dimilikinya.
Baca Juga: Visi Dukung Ekosistem Bitcoin Cs, Tokocrypto Nantikan Masterplan Utama POJK
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement