Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KemenkoMarves Ingatkan Bahaya Gunakan Bahan Timbal Dalam Industri

Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengingatkan bahaya penggunaan timbal (Pb) dalam industri yang bersentuhan langsung dengan manusia dalam seminar nasional. 

Seminar yang diinisiasi oleh PT Timah Industri yang merupakan bagian dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) bersama Asean Vinyl Council (AVC) bertemakan "Menuju Masa Depan Lebih Hijau: Mengenal dan Mendukung Produk Nontimbal untuk Keberlanjutan Kesehatan dan Lingkungan" disambut baik oleh Kemenkomarves.

Ketua Panitia Seminar Nasional, Dirgahayu Maharestu, mengatakan seminar ini bertujuan untuk mengkampanyekan industri non timbal dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya produk nontimbal dalam menjaga kesehatan dan lingkungan.

Baca Juga: Beda Sendiri, Kemenko Marves Bongkar Uniknya AIS Forum

"Semoga seminar nasional ini dapat menjadi langkah yang signifikan dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi semua, kolaborasi industri dan pemerintah juga menjadi faktor pendukung yang penting untuk mewujudkan tujuan kita bersama," ujar Dirgahayu dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (18/10/2023).

Dirgahayu menyebut, Timbal merupakan logam berat yang dapat memiliki efek negatif pada tubuh manusia. Meluasnya penggunaan timbal oleh manusia telah memperburuk paparan dan bahaya yang ditimbulkan.

Timbal telah terbukti memiliki efek buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan, terutama dalam air, tanah, dan udara. Seminar ini penting untuk mendorong penggunaan produk nontimbal sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.

"Penggunaan timbal di Indonesia masih banyak ditemui di berberapa produk dan industri, salah satunya aki, cat besi, dan cat dinding. Produk pipa berbahan PolyCinyl Chloride (PVC) yang mengandung campuran timbal memiliki kemungkinan lepas dalam air," ujarnya. 

Kasus keracunan timbal secara global diperkirakan berdampak terhadap satu dari tiga anak. Di Indonesia diperkirakan lebih dari 8 juta anak memiliki kadar timbal dalam darah di atas 5 mikogram per desiliter. 

Selain itu, Divisi Pediatri Lingkungan di New York University mencatat, paparan timbal di Indonesia menyebabkan kerugian sekitar USD37,9 miliar.

Maka dari itu, Kesadaran masyarakat dan pemerintah perlu ditingkatkan atas paparan timbal dan dampak ke lingkungan hidup serta kesehatan untuk mencegah kontaminasi timbal.

Baca Juga: Tutup Forum ISF 2023, Kemenko Marves: Energi Positif untuk Agenda Berkelanjutan

Sekretaris Jenderal (Sekjen), Inaplas Fajar Budiyono, menyambut baik kampanye yang dilakukan Kemenko Marves untuk penggunaan nontimbal pada industri.

"Semoga hasil dari seminar kami mendapatkan hasil yang baik untuk keberlanjutan kesehatan dan lingkungan dengan mengadaptasi nontimbal pada industri yang menghasilkan produk bagi masyarakat," kata Fajar

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: