Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lonjakan Harga Bitcoin Sebabkan Arus Kelaur Aset Signifikan di Bursa Kripto

Lonjakan Harga Bitcoin Sebabkan Arus Kelaur Aset Signifikan di Bursa Kripto Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa-bursa kripto utama mencatat arus keluar bersih pada 24 Oktober karena harga Bitcoin (BTC) sempat menyentuh angka US$35.000 (Rp555 juta) untuk pertama kalinya dalam satu tahun.

Pergerakan dana keluar dari bursa dianggap sebagai tanda bullish, karena hal ini mengindikasikan bahwa para pedagang memindahkan aset mereka dari bursa untuk mengamankan penyimpanan, dengan harapan harga akan meningkat.

Dilansir dari laman Cointelegraph pada Rabu (25/10/2023), berdasarkan data yang dikutip dari perusahaan analitik kripto CoinGlass, Binance mengalami arus keluar terbesar, dengan lebih dari US$500 juta (Rp7,9 triliun) keluar dari bursa selama 24 jam terakhir, diikuti oleh crypto.com dengan arus keluar sebesar US$49,4 juta (Rp783 miliar), dan OKX dengan US$31 juta (Rp491 juta). Sebagian besar bursa lainnya mencatat arus keluar kurang dari US$20 juta (Rp317 milair).

Baca Juga: RUU California Batasi Penarikan ATM Kripto Sebesar Rp15 Juta Per Hari untuk Perangi Penipuan

Arus keluar dari platform kripto baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran "bank run" setelah runtuhnya FTX pada November 2022. Namun, arus keluar terbaru lebih sesuai dengan sentimen pedagang daripada penarikan yang dipicu ketakutan selama puncak pasar turun. Data Glassnode mengonfirmasi, arus keluar Bitcoin dari bursa selama beberapa hari terakhir telah meningkat seiring dengan lonjakan harga BTC.

Lonjakan harga juga menyebabkan likuidasi posisi short senilai sekitar US$400 juta (Rp6,3 triliun). Selama 24 jam terakhir, 94.755 pedagang melihat posisi derivatif dilikuidasi. Perintah likuidasi tunggal terbesar terjadi di Binance, senilai US$9,98 juta (Rp158 miliar).

Analis on-chain juga menunjukkan rasio nilai pasar terhadap nilai realisasi (MVRV), sebuah metrik yang membandingkan nilai pasar aset dengan nilai realisasinya. Rasio ini dihitung dengan membagi kapitalisasi pasar mata uang kripto dengan kapitalisasi yang direalisasikan. Harga realisasi ditentukan harga rata-rata di mana setiap koin atau token terakhir kali dipindahkan secara on-chain. Rasio MVRV saat ini berada pada 1,47. Terakhir kali terjadi kenaikan, rasio MVRV adalah 1,5.

Total kapitalisasi pasar kripto telah meningkat lebih dari 7,3% dalam 24 jam terakhir menjadi US$1,25 triliun (Rp19.838 triliun), valuasi tertinggi sejak April. Katalis di balik lonjakan ini diyakini sebagai spekulasi lebih lanjut seputar peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin.

Baca Juga: Jumlah Investor Kripto Kian Meningkat, Lantas Bagaimana Kondisi Pasar Kripto Kuartal III-2023?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: