Tether Terbitkan Pembiayaan Utang Rp9,6 Triliun pada Penambang asal Jerman
Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Penerbit stablecoin Tether (USDT) meningkatkan taruhannya pada Bitcoin (BTC) dengan menerbitkan fasilitas utang besar kepada perusahaan penambangan BTC berbasis di Jerman, yakni Northern Data AG.
Dilansir dari laman Cointelegraph pada Jumat (3/11/2023), Northern Data AG telah mendapatkan fasilitas pembiayaan utang senilai EUR€575 juta (setara US$10 juta atau Rp9,6 triliun) dari Tether untuk mendorong investasi lebih lanjut di seluruh bisnisnya, menurut sebuah pengumuman pada 2 November.
Modal utang tersebut secara khusus bertujuan untuk memungkinkan Northern Data Group berinvestasi di tiga lini bisnisnya, termasuk penyedia layanan komputasi awan (cloud) kecerdasan buatan (AI) Taiga Cloud, Ardent Data Centers, dan perusahaan bisnis pertambangan Peak Mining.
Baca Juga: Reku Helat Indonesia Bitcoin Conference 2023, Ajang Tingkatkan Pertumbuhan & Adopsi Kripto
Fokus dari investasi tersebut adalah pada akuisisi perangkat keras tambahan dan meningkatkan operasi penambangan Bitcoin dengan teknologi penambangan dengan cairan pendingin, menurut pengumuman tersebut. Fasilitas utang ini tidak dijamin, dengan kondisi pasar standar, dan memiliki jangka waktu hingga 1 Januari 2030.
Chief Technology Officer dan CEO Tether, Paolo Ardoino mengatakan, fasilitas pinjaman tersebut dimaksudkan untuk ditarik sepanjang tahun 2024.
"Ini akan ditutup dengan menggunakan keuntungan perusahaan dan tidak akan menjadi bagian dari cadangan konsolidasi stablecoin Tether dan pada kenyataannya dilakukan melalui kendaraan investasi terpisah di bawah Tether Group untuk memiliki pemisahan yang tepat," Ardoino menekankan.
Menurut Ardoino, Tether telah mencapai rata-rata US$1 miliar (Rp15,7 triliun) per kuartal dalam hasil operasi bersih karena tingginya suku bunga penerbitan surat utang atau Treasury Bills Amerika Serikat.
"Sebagian besar dari keuntungan ini telah disimpan dengan hati-hati dalam cadangan kami, berkontribusi pada akrual kelebihan cadangan. Strategi ini telah memungkinkan kami untuk menjaminkan stablecoin kami sebanyak 104%,” tambah Ardoino
Ardoino juga menambahkan, Tether telah merencanakan untuk menginvestasikan kembali sebagian kecil dari keuntungannya dalam data, energi, dan infrastruktur komunikasi peer-to-peer.
Pembiayaan utang ini dilakukan setelah Tether mengakuisisi saham di Northern Data. Pada September 2023, emiten USDT ini menginvestasikan sejumlah dana yang tidak disebutkan jumlahnya di Northern Data dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk mendukung inisiatif AI.
Baca Juga: Akhirnya! Coinbase Luncurkan Layanan Kripto Berjangka Teregulasi untuk Pedagang Ritel di AS
Tether mengeklaim, investasi tersebut terpisah dari cadangannya dan tidak akan berdampak pada dana pelanggan. Tether telah secara aktif bergerak ke dalam operasi penambangan Bitcoin pada tahun 2023, meluncurkan operasi penambangannya sendiri dan memperkenalkan perangkat lunak penambangan eksklusif.
Menurut pengesahan kuartal kedua Tether dari firma akuntansi BDO, perusahaan stablecoin ini meningkatkan kelebihan cadangannya sebesar US$850 juta (Rp13,3 triliun), sehingga total kelebihan cadangan menjadi US$3,3 miliar (Rp51,9 triliun).
Pada September 2023, juga dilaporkan bahwa pinjaman stablecoin-nya melonjak meskipun perusahaan telah berupaya memangkas pinjaman tersebut menjadi nol tahun 2022.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement