Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Manufaktur Maya (Virtual Manufacturing) Indonesia Menarik Minat Australia dalam Mobilitas Listrik

Manufaktur Maya (Virtual Manufacturing) Indonesia Menarik Minat Australia dalam Mobilitas Listrik Kredit Foto: IA-CEPA Katalis
Warta Ekonomi, Jakarta -

Potensi kemampuan manufaktur Indonesia untuk sejalan dengan kebutuhan industri mobilitas listrik di Australia semakin berkembang, terutama dengan meningkatnya minat konsumen Australia terhadap solusi mobilitas listrik yang inovatif.

Hal ini diungkapkan dalam hasil diskusi pada Forum Bisnis "Virtual Manufacturing and Electric Mobility" yang berlangsung pada tanggal 10 November, menghubungkan para pelaku industri mobilitas listrik Australia dengan manufaktur terkemuka di Indonesia.

"Katalis selalu berupaya untuk mempererat perdagangan dan investasi antara Australia dan Indonesia. Transisi global menuju energi ramah lingkungan dan pertumbuhan yang cepat dalam sektor mobilitas listrik membuat sektor ini menarik untuk mengeksplorasi potensi kombinasi inovasi Australia dengan kemampuan manufaktur Indonesia yang luas," kata Paul Bartlett, Direktur Katalis, sebuah program pengembangan bisnis yang didukung pemerintah dengan tujuan mendorong implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia.

Baca Juga: Gelora Mobil Listrik, Begini Strategi Pemerintah Tenangkan Keresahan Hati Investor

Selain diskusi, forum tersebut juga menjadi kesempatan untuk meluncurkan laporan berjudul "Virtual Manufacturing in Indonesia: Opportunities for Australian Businesses" menjadi studi yang mendalam pertama kali tentang peluang di pasar mobilitas listrik antara Indonesia dan Australia.

Laporan ini menemukan bahwa upaya Australia untuk melakukan elektrifikasi di sektor mobilitas sejalan dengan tujuan nasional Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Ini menjadi insentif kuat bagi industri mobilitas listrik Australia untuk menjajaki pasar baru untuk manufaktur.

"Lonjakan pasar mobilitas listrik global membawa peluang besar bagi bisnis Australia untuk tumbuh dan berkembang. Manufaktur lepas pantai (offshore manufacturing) mungkin merupakan pilihan yang layak secara komersial bagi pendatang baru yang mencari produksi yang hemat biaya dan berkelanjutan, baik untuk meningkatkan produksi, memproduksi komponen tertentu, atau menguji prototipe," ujar Dr. David Mitchell, Penasihat Utama bidang Integrasi Pasar Katalis, yang memimpin studi tersebut.

Baca Juga: Perusahaan Indonesia dan Australia Berkolaborasi Hasilkan Baja Emisi Nol Bersih

Sebagai industri manufaktur terbesar ke-10 di dunia, dan dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia menawarkan berbagai keunggulan. Investasi dalam manufaktur Indonesia tumbuh sebesar 52 persen pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021. Selama dekade terakhir, manufaktur telah menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, didorong oleh paket kebijakan dan insentif pemerintah untuk peningkatan produksi kendaraan listrik.

Laporan "Virtual Manufacturing in Indonesia: Opportunities for Australian Businesses" dapat diunduh melalui website IA-CEPA Katalis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: