Kolaborasi HDMI, FSC, PRADITA University Edukasi Material Kayu Berkelanjutan untuk Furnitur – Konstruksi Sebagai Solusi Perubahan Iklim
Kayu merupakan salah satu sumber daya alam paling serbaguna di dunia, Jika digunakan pada furniture, interior, dan bahan bangunan, material kayu ini dapat tahan lama, dapat didaur ulang, indah, dan memiliki jejak karbon lebih rendah dibandingkan bahan lainnya.
Meningkatnya kesadaran akan manfaat kayu bagi lingkungan dan mencegah perubahan iklim, dikombinasikan dengan kemajuan teknologi dan manufaktur kayu telah menjadikan desain dan bangunan kayu yang tidak hanya memungkinkan tetapi juga aman dan hemat biaya.
Kayu dengan jenis dan didukung teknologi saat ini dapat menggantikan beton untuk bangunan, Pada sisi desain kayu dapat memberikan kenyamanan, keindahan, dan merupakan material terbarukan. Namun material kayu yang diperoleh dari sumber yang tidak berkelanjutan tentu berpotensi merusak kelestarian hutan dan berdampak terhadap perubahan iklim. Selain itu masih banyak aspek yang perlu diketahui bagi para pelaku indusrtri khususnya para designer interior, furniture dan konstruksi dalam memilih material kayu.
Untuk itu Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI), PRADITA University dan Forest Stewardship Council (FSC) melakukan kolaborasi memberikan edukasi melalui seminar dengan tema “Mengenal Material Kayu Dari Sumber Yang Berkelanjutan Sebagai Solusi Iklim Bagi Desain Furnitur, Interior, dan Konstruksi” di Auditorium PRADITA University – Summarecon Sepong Tangerang (7/12).
“Sebagai seorang desainer, arsitek, pembangun atau pengembang, perlu mengetahui mana saja material kayu yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab serta perlu juga mengetahui peraturan perundang-undangan terkait dengan perlindungan habitat satwa liar, melindungi sungai, danau, dan siklus kehidupan manusia dari dampak berbahaya akibat perubahan iklim. Untuk itu hari ini kami berkolaborasi dengan PRADITA University dan FSC Indonesia guna melalukan edukasi yang tepat sasaran,” ujar Ira Samri, Ketua HDMI.
Semabtara itu Prof. Richardus Eko Indrajit, Rektor PRADITA University, menjelaskan, dalam konteks penggunaan kayu berkelanjutan sebagai solusi untuk perubahan iklim, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan. Pertama, sumber kayu harus berasal dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan, di mana penebangan dilakukan dengan mempertimbangkan regenerasi dan keanekaragaman hayati.
Kedua, proses pengolahan kayu harus ramah lingkungan, minim penggunaan bahan kimia berbahaya, dan efisien dalam konsumsi energi.
Ketiga, desain produk, baik dalam industri furnitur maupun konstruksi, harus mengutamakan prinsip keberlanjutan, mencakup durabilitas, kemudahan perbaikan, dan potensi daur ulang.
Keempat, pendekatan ini juga harus memperhitungkan aspek sosial, seperti mendukung ekonomi lokal dan memastikan praktek perdagangan yang adil. “Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, penggunaan kayu berkelanjutan tidak hanya membantu mengurangi dampak negatif terhadap iklim, tetapi juga membuka jalan bagi inovasi dan keberlanjutan dalam industri furnitur dan konstruksi,’ ujar nya.
Seminar yang dilakukan secara hybrid dan ini diikuti oleh para anggota HDMI di seluruh Indonesia, Komunitas Arsitek dan desainer interior juga dihadiri oleh para mahasiswa yang mana acara ini dijadikan sebagai General Studium PRADITA University. Menghadirkan narasumber dari para ahli yang berkompeten dibidangnya masing-masing, diantaranya: Prof. Naresworo Nugroho, Dekan Fakultas Kehutanan & Lingkungan IPB University; Oktavianus Marti Nangoy, Anggota HDMI & Dosen PRADITA University; Hartono Prabowo,Technical Director of FSC Indonesia; David Lorenzo, Managing Director of HAFELE Indotama; dan Simon Petrus H S, Project Specifier Head of Sampoerna Kayoe.
Dalam paparannya, Hartono Prabowo menjelaskan “Kami di FSC memberikan jaminan bahwa material kayu yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola dengan standar yang ketat. FSC menyeimbangkan kebutuhan seluruh pemangku kepentingan hutan dari sisi ekonomi, sosial dan ekologi sehingga hutan memberikan solusi untuk masalah iklim untuk generasi mendatang.”
Senandq dengan para pembicara yang lain, Prof. Naresworo Nugroho, setuju bila kayu yang digunakan untuk mebel dan bangunan merupakan material yang tahan lama dan ramah lingkungan selama menerapkan teknologi yang tepat. ‘Tentu tidak mudah untuk mengubah pemahaman bahan baku kayu sebagai material yang kuat untuk mebel dan bangunan. Oleh karena itu saya menyambut baik program edukasi yang berdampak positif terhadap hutan dan lingkungan.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait:
Advertisement