Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Langkah Proaktif Gibran Memitigasi Darurat Cyber Security

Oleh: Panji Khanza, Koordinator Gerakan Gen-Z Mendunia (G2M)

Langkah Proaktif Gibran Memitigasi Darurat Cyber Security Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat (22/12/2023) bahwa kota Solo kini telah memiliki sekolah keamanan siber atau cyber security. Sosok nyata seperti Gibran yang mendirikan sekolah cyber security tentunya didorong oleh kebutuhan akan keamanan digital yang semakin mendesak. Tindakan ini mencerminkan visi yang jauh ke depan dalam mengatasi tantangan keamanan siber yang terus berkembang.

Apa itu Cyber Security

Menurut ISO (International Organization for Standardization), khususnya dalam ISO/IEC 27032:2012 Information technology — Security techniques — Guidelines for cybersecurity, definisi cybersecurity atau keamanan siber adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersediaan (availability) dari informasi di cyberspace. Cyberspace sendiri merujuk pada lingkungan kompleks yang terbentuk dari interaksi antara orang, perangkat lunak, dan layanan di internet, didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta koneksi jaringan yang tersebar di seluruh dunia.

Baca Juga: Meningkatnya Indeks Toleransi di Kota Solo: Sebuah Refleksi Kepemimpinan Gibran

Pandangan yang serupa disampaikan oleh CISCO, yang mendefinisikan cybersecurity sebagai praktik untuk melindungi sistem, jaringan, dan program dari serangan digital. Tujuan dari cybersecurity sendiri biasanya melibatkan upaya untuk mencegah akses, perubahan, atau penghancuran informasi sensitif, pemerasan uang dari pengguna, atau gangguan terhadap operasional proses bisnis.

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa cybersecurity atau keamanan siber adalah serangkaian tindakan yang diambil untuk melindungi sistem komputer dari serangan digital atau akses ilegal. Sebagai bagian integral dari keamanan informasi, terdapat beberapa elemen utama dalam cybersecurity, seperti application security, information security, cloud security, network security, disaster recovery/business continuity planning, operational security, dan end-user education. Elemen-elemen ini diperlukan untuk memastikan keamanan cybersecurity secara menyeluruh, mengingat risiko terhadap ancaman digital yang terus meningkat dan semakin beragam. Oleh karena itu, perlindungan terhadap sistem bahkan dari risiko terkecil pun menjadi sangat penting.

Ancaman terhadap cybersecurity bukan hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga marak di cyberspace. Salah satu peristiwa terkenal adalah serangan cyber attack pada tahun 1988 yang melibatkan Morris Worm. Pada saat itu, seorang mahasiswa pascasarjana dari Cornell University, Robert Tapan Morris, berhasil menyebarkan virus tersebut ke sebagian besar komputer di Amerika Serikat, menyebabkan matinya sekitar 10 persen komputer di dunia yang terhubung ke internet saat itu. Pelaku cyber attack umumnya adalah individu yang memiliki keahlian dalam algoritma dan pemrograman komputer, mampu mengeksploitasi celah dalam sistem untuk memasuki komputer secara ilegal dan merusak data.

Ancaman siber sendiri dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, termasuk Cyber Crime, Cyber Warfare, dan Cyber Terrorism. Cyber Crime, yang telah muncul sejak tahun 1960-an, melibatkan berbagai tindakan ilegal seperti manipulasi data, pencurian identitas, dan penipuan kartu kredit. Sementara itu, Cyber Warfare merupakan perang di dalam cyberspace, di mana serangan dilakukan menggunakan komputer dan internet untuk merusak sistem suatu negara. Contoh kasusnya termasuk serangan Amerika Serikat terhadap Iran pada tahun 2008. Sedangkan, Cyber Terrorism melibatkan jaringan atau kelompok teroris yang menggunakan teknologi internet untuk mengganggu keamanan sosial, politik, dan ekonomi suatu negara.

Dengan demikian, untuk menghadapi berbagai ancaman ini, penting untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip keamanan siber. Hal ini melibatkan upaya tidak hanya dalam memastikan kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi di cyberspace, tetapi juga dalam melibatkan seluruh elemen keamanan siber yang telah disebutkan sebelumnya. Hanya dengan pendekatan holistik dan tindakan preventif yang efektif, kita dapat memastikan keberlanjutan dan keamanan operasional di dunia maya yang terus berkembang.

Peduli Darurat Cyber

Sekolah yang didirikan oleh Gibran bisa dianggap sebagai langkah proaktif dalam mencetak talenta di bidang keamanan siber, yang sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi dan negara. Dengan adanya sekolah ini, para siswa tidak hanya dilatih untuk menjadi ahli teknisi yang handal tetapi juga diharapkan untuk membawa integritas, tanggung jawab, dan kesadaran etis yang tinggi dalam menjalankan tugas mereka. Inisiatif seperti ini sangat berharga karena menunjukkan komitmen dalam mengatasi dan mengurangi risiko kejahatan siber yang terus meningkat.

Lebih jauh, pendirian sekolah cyber security oleh Gibran juga mencerminkan dedikasi terhadap pendidikan dan pemberdayaan generasi muda. Ini bukan hanya tentang mempelajari keterampilan teknis, tetapi juga mengembangkan pemikiran kritis, kemampuan analisis, dan pemahaman mendalam tentang tata kelola dan etika dalam teknologi informasi. Siswa diharapkan tidak hanya menjadi pionir dalam teknologi keamanan tapi juga menjadi pemimpin yang dapat membuat keputusan yang etis dan bertanggung jawab.

Dampak dari pendirian sekolah ini tidak hanya terbatas pada sektor keamanan siber saja. Ini juga memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi, inovasi, dan keamanan nasional. Dengan adanya tenaga kerja yang terampil dalam bidang ini, perusahaan dan pemerintah dapat lebih efektif dalam melindungi data dan infrastruktur mereka, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Selain itu, inisiatif seperti ini juga menunjukkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan adaptasi dengan perubahan teknologi.

Selain dampak tersebut, penting juga untuk menyinggung tentang bagaimana sekolah tersebut mungkin mempromosikan kerjasama internasional dalam mengatasi kejahatan siber. Dengan menjalin kerjasama dengan lembaga dan sekolah lain di seluruh dunia, terbuka peluang untuk pertukaran pengetahuan, penelitian bersama, dan strategi yang lebih efektif dalam melawan ancaman siber global.

Baca Juga: Survei INES : Pemilih Masih Dominan Ungguli Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Secara keseluruhan, sosok seperti Gibran yang mendirikan sekolah cyber security adalah representasi dari kepemimpinan, inovasi, dan komitmen terhadap masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan. Langkah ini merupakan investasi dalam sumber daya manusia, teknologi, dan tata kelola yang baik, yang semuanya merupakan komponen penting dalam menghadapi tantangan keamanan siber di era digital ini. Lewat inisiatif ini, Gibran tidak hanya mencetak ahli keamanan siber, tapi juga memimpin dalam menciptakan masa depan digital yang lebih aman dan inklusif bagi semua.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: