Program Berkelanjutan dan AI jadi Topik Hangat Pameran Lab Indonesia 2024
Lab Indonesia terus merekrut buyer dari seluruh dunia melalui layanan One-to-One Business Matching. Program ini bertujuan memfasilitasi pertemuan antara peserta pameran dan trade buyer untuk menciptakan koneksi baru dan memaksimalkan interaksi di antara semua pihak. One-to-One Business Matching membuka peluang untuk bertemu dan berdiskusi secara langsung sebelum memutuskan calon mitra bisnis yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda yang bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pelaku industri dan membuka lebih banyak peluang bisnis baru di seluruh dunia.
Pada penyelenggaraan Lab Indonesia 2022 pencapaian membanggakan terlihat dari peningkatan jumlah pengunjung, jumlah peserta pameran dari internasional maupun lokal, volume transaksi yang signifikan, partisipasi dengan yang lebih luas dari perusahaan terkemuka, pertumbuhan inovasi dan riset yang ditampilkan, serta reputasi pameran yang kuat sebagai satu-satunya platform terkemuka dalam industri laboratorium. 14 negara yang hadir di Lab Indonesia 2024 yakni Amerika Serikat, Belarus, Cina, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, Jerman, Korea, Malaysia, Perancis, Republik Ceko, Singapura dan Uni Emirat Arab. Beberapa brand terkemuka yang hadir antara lain Agilent, Mettler, Merck, Bruker, ITS Science, Waters Pacific, TUV Nord, Perkinelmer, Ditek Jaya, Thermo Fischer, Ohaus, Fujifilm Wako Pure Chemical Corp, dan masih banyak lagi.
Berbagai institusi baik institusi pemerintah maupun swasta turut hadir mendukung Lab Indonesia 2024. Institusi – institusi tersebut adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Badan Standardisasi Nasional (BSN), Balai Besar Industri Agro (BBIA), Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Akselerasi Laboratorium Kesehatan Daerah Indonesia (ASLABKESDA Indonesia), Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI), Himpunan Kimia Indonesia (HKI), Masyarakat Standardisasi Indonesia (MASTAN), Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI), Perhimpunan Pengelola Laboratorium Pendidikan Indonesia (PPLPI), Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PERMI), Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI), Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE), Asian Federation of Biotechnology - Indonesia Chapter (AFOB-Indonesia), dan Lab Mania.
Dukungan institusi tersebut memperkuat keberadaan Lab Indonesia sebagai barometer industri laboratorium di Indonesia dan juga berpotensi meningkatkan perkembangan teknologi dan pengembangan jejaring kerjasama usaha di antara para pelaku bisnis bidang usaha alat-alat laboratorium yang lebih luas hingga ke pasar internasional.
Industri laboratorium di Indonesia terus berkembang pesat. Ekspansi yang signifikan dalam industri laboratorium Indonesia menghadirkan peluang pertumbuhan yang jelas bagi investor asing. Saat ini, Indonesia memiliki pasar laboratorium terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan lebih dari 1.300 laboratorium.
Menurut data dari International Trade Administration di Departemen Perdagangan AS, pasar industri laboratorium Indonesia diperkirakan akan mencapai US$4,85 miliar pada tahun 2023 dari US$3,2 miliar pada tahun 2022. Sektor laboratorium di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 38% pada tahun 2022. Selain pertumbuhan tersebut, pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan industri lokal dan mengharapkan produsen lokal pada akhirnya dapat memproduksi teknologi laboratorium terbaru pada tahun 2035 untuk memenuhi permintaan pasar global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement