Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus berupaya memulihkan layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang terkena serangan ransomware Brain Cipher. Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, menekankan bahwa insiden ini menjadi pelajaran penting untuk memperkuat transformasi digital yang lebih aman di masa depan.
"Kita tidak boleh kalah atau mundur hanya karena insiden ini. Kita harus belajar dan menciptakan sistem yang menutup semua kemungkinan terulangnya kejadian serupa," ujar Nezar Patria setelah membuka Pameran Ilustrasiana Kompas Gramedia di Bentara Budaya Jakarta, Selasa malam.
Nezar Patria menegaskan bahwa Kementerian Kominfo akan mengambil langkah mitigasi untuk menghadapi berbagai kemungkinan buruk di dunia siber. "Kita tidak mudah ditakut-takuti. Kita akan melakukan mitigasi, penyelidikan, dan tindakan-tindakan yang diperlukan," tegasnya.
Menurut Wamenkominfo, Indonesia telah memiliki beberapa pedoman keamanan siber, namun upaya peretasan akan terus terjadi.
"Pedoman-pedoman ini sudah dibuat. Namun, upaya untuk meretas, menciptakan virus, dan mengganggu terus terjadi. BSSN juga telah mengeluarkan standar-standar keamanan," jelasnya.
Nezar Patria menambahkan bahwa serangan siber merupakan salah satu kategori global risk. "Dengan kemajuan teknologi dan internet yang semakin terkoneksi, isu keamanan siber menjadi sangat penting. Semua negara mengadopsi protokol untuk menjaga keamanan data mereka," katanya.
Virus yang menyerang PDNS 2 adalah pengembangan baru dari varian Lockbit 3.0, yang sebelumnya menyerang Bank Syariah Indonesia (BSI). "Virus baru ini dikembangkan oleh satu kelompok dan dilabelkan dengan nama Brain Cipher, yang mengenkripsi semua data di server yang diserang," ungkap Nezar Patria.
Baca Juga: Lawan Tuntutan Hacker Pusat Data Nasional, Kominfo: Ditunggu Aja, Sedang Diurus...
Serangan ini menyasar PDNS kedua yang berlokasi di Surabaya, bukan Pusat Data Nasional (PDN). "Tim sedang melakukan pemulihan terhadap semua sektor layanan publik yang terdampak serangan ini," ujarnya.
Tim Kominfo bekerja 24 jam untuk melakukan pemulihan. Beberapa layanan publik seperti imigrasi dan layanan di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi telah mulai pulih. "Beberapa kementerian dan lembaga yang memiliki backup server sudah diamankan dan dievaluasi," jelasnya.
Menanggapi permintaan tebusan dari peretas, Nezar Patria menegaskan bahwa Kementerian Kominfo akan menempuh cara lain karena yang diserang adalah infrastruktur penting milik negara. "Serangan terhadap infrastruktur penting ini juga merupakan serangan terhadap kepentingan nasional kita," tegasnya.
Kementerian Kominfo berkomitmen untuk terus memperkuat keamanan siber dan memastikan pemulihan penuh layanan publik yang terdampak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement