Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PSR Adalah Kunci, Mengenal Instrumen Stabilitas Minyak Sawit dan Kesejahteraan Petani Rakyat

PSR Adalah Kunci, Mengenal Instrumen Stabilitas Minyak Sawit dan Kesejahteraan Petani Rakyat Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sekaligus Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS, Kabul Wijayanto, mengungkapkan bahwa para petani sawit Indonesia bisa berkontribusi untuk mendukung kestabilan produksi minyak sawit di tengah menurunnya produktivitas minyak sawit itu sendiri.

Salah satunya adalah dia mengimbau kepada petani untuk tidak menunda mengikuti program PSR (peremajaan sawit rakyat) dan menerapkan Good Agricultural Practices dalam Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit.

Baca Juga: 5 BBM Alternatif Dikembangkan Indonesia, Ada Bahan Dasarnya Pakai Sawit!

“Perlu kesadaran dari petani rakyat untuk tidak menunda mengikuti program PSR ini. di sisi lain, perlu dukungan semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan dalam Program PSR. Misalnya kebun yang masuk hutan, legalitas lahan, dan lain sebagainya,” kata Kabul kepada Warta Ekonomi, Kamis (20/6/2024).

Lantas, apa yang dimaksud dengan program PSR?

Sudah diketahui bahwa minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) adalah komoditas yang serbaguna dan bisa digunakan dalam berbagai produk olahan. Namun, produksi CPO ini kerap dikaitkan dengan isu dan stigma seperti deforestasi dan masalah lingkungan lainnya.

Untuk mengatasi problem tersebut, pemerintah menerapkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dengan tujuan membantu petani kecil memperbarui perkebunan kelapa sawit mereka dengan pohon kelapa sawit yang lebih berkualitas tinggi. Di satu sisi, program ini bisa mengurangi risiko pembukaan lahan illegal serta mempromosikan praktik industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Baca Juga: Masuk Juli, Harga Indeks Pasar Biodiesel Sawit Tercatat Naik Rp384/Liter

Adapun program PSR ini didanai serta dikelola di bawah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Sementara itu, pendanaannya sendiri telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2018.

Apa manfaatnya?

Program PSR ini banyak berdampak positif bagi petani kecil, lingkungan, serta industri kelapa sawit secara keseluruhan. Bagi petani lokal, manfaat yang bisa didapat adalah meningkatnya produktivitas perkebunan kelapa sawit tanpa membuka lahan baru.

Dengan kata lain, hal itu dapat menyebabkan meningkatnya pendapatan dan mata pencaharian yang lebih baik bagi para petani lokal. Tak hanya itu, program PSR juga membuka akses petani lokal ke sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) agar bisa bersaing ke pasar premium dengan harga jual yang lebih tinggi untuk produk mereka.

Baca Juga: Masa Depan Hilirisasi dan Tantangan Hulunisasi Sawit

Sementara itu, manfaat untuk lingkungan adalah mengurangi deforestasi dan pembukaan lahan illegal. Program PSR ini meminimalisir kebutuhan lahan baru sehingga melestarikan kawasan hutan yang berharga. Tak hanya itu, program PSR juga mempromosikan praktik berkelanjutan yang mengutamakan konservasi lingkungan, pelestarian fungsi ekosistem dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Lebih lanjut, sejalan dengan tuntutan global akan sumber yang etis dan bertanggung jawab, program PSR ini juga turut berkontribusi pada produksi minyak sawit berkelanjutan.

Artinya, dengan memperoleh sertifikasi ISPO melalui program PSR, petani kecil menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan serta bisa mendapatkan keunggulan yang kompetitif di pasar internasional.

Maka dari itu, BPDPKS menaruh perhatian penting terhadap program PSR ini karena merupakan inisiatif penting dalam industri kelapa sawit yang bertujuan untuk mempromosikan praktik berkelanjutan dan mengatasi masalah lingkungan yang menjadi isu belakangan ini.

Baca Juga: PKS Jadi Kunci Rezim Jokowi untuk Pilkada DKI Jakarta

Pasalnya, program ini tidak hanya menguntungkan petani secara ekonomi saja, melainkan juga berkontribusi pada konservasi ekosistem dan memenuhi permintaan minyak sawit yang berkelanjutan di seluruh dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: