Prihasto menjelaskan bahwa restriksi EU telah menghambat perdagangan berbagai produk perkebunan unggulan ASEAN seperti kakao, sawit, dan karet. Oleh karena itu, dirinya meminta agar ASEAN mengambil sikap tegas terhadap EUDR.
Baca Juga: Padahal Kunci Atasi Krisis Pangan, Penerapan Benih Hasil Rekayasa Genetik Masih Terhambat Regulasi
“Dengan berbagai tantangan perdagangan internasional, termasuk kebijakan restriksi dari Uni Eropa, pertemuan ini telah menyepakati penguatan kemitraan untuk peningkatan daya saing komoditas pertanian unggulan ASEAN untuk menembus pasar global,” kata Prihasto.
Lebih lanjut, Prihasto menegaskan komitmen pemerintah Indonesia dalam pengurangan pembakaran residu tanaman yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Hal ini dibahas dalam panduan pengurangan pembakaran residu tanaman di ASEAN.
Baca Juga: Istana Wapres Terpisah dari Kantor Jokowi di IKN, Ternyata Ini Alasannya
“Pemerintah Indonesia terus memastikan penerapan penegakan aturan tersebut. Kami berkomitmen mengurangi pembukaan lahan pertanian dengan cara dibakar,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement