Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar: Jika Kelas Menengah Bermasalah, Ekonomi Terganggu

Pakar: Jika Kelas Menengah Bermasalah, Ekonomi Terganggu Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bustanul Arifin, menekankan pentingnya menjaga dan memantau daya beli serta antusiasme politik kelas menengah di Indonesia.

Ia menekannya bahwa kelas menengah memegang peranan vital dalam perekonomian serta stabilitas politik mengingat bagaimana besarnya jumlah populasi kelompok tersebut secara nasional.

Baca Juga: Tak Cuma Soal Kelas Menengah, Pemerintah Turut Waspadai Dinamika Eksternal Seperti China

“Konsumsi mereka mencapai 80 persen dari total konsumsi penduduk. Itu angka yang besar. Jika mereka bermasalah, maka perekonomian juga akan terganggu,” ungkap Bustanul, dilansir Rabu (11/09/2024).

Bustanul menjelaskan bahwa penurunan jumlah kelas menengah baru-baru mencerminkan fondasi ekonomiyang belum kuat dari Indonesia.

"Dalam sepuluh tahun terakhir, ada beberapa hal yang tidak tepat, seperti kegagalan transformasi struktural, deindustrialisasi dini, dan ketidakterhubungan antara sektor pertanian dengan industri dan jasa," ujarnya.

Kelas menengah di Indonesia memiliki pengeluaran bulanan antara Rp 2 juta hingga Rp 9,9 juta, sebagian besar tinggal di perkotaan, berpendidikan menengah ke atas, dan bekerja di sektor formal. Mereka juga memiliki kepedulian tinggi terhadap politik dan demokrasi, serta menghabiskan sebagian pengeluaran untuk kendaraan, barang tahan lama, hiburan, dan perjalanan.

Menjaga Daya Beli Kelas Menengah

Bustanul merekomendasikan transformasi sektor pangan dan pertanian untuk mendukung industrialisasi, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan nilai tambah untuk fondasi ekonomi dari Indonesia.. Dengan fondasi ekonomi yang lebih kokoh, kelas menengah diharapkan menjadi lebih tangguh.

Ia juga menekankan pentingnya pemberian insentif dan perbaikan tata kelola kebijakan, serta dukungan sosial bagi kelompok rentan. Selain itu, ia mengusulkan strategi industrialisasi berbasis pertanian, digitalisasi, penguatan ekonomi daerah, penelitian dan pengembangan, serta penciptaan ekosistem inovasi.

Baca Juga: OJK Minta Perusahaan Waspadai Kredit Bermasalah Buntut Kelas Menengah Turun Kasta

Bustanul juga mendorong peningkatan insentif bagi sektor ekonomi kreatif dan pengembangan pasar baru, serta kemitraan inklusif antara usaha besar, kecil, dan menengah. Reformasi sistem pendidikan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan modal sosial masyarakat juga menjadi kunci untuk mendukung kelas menengah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: