Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) senantiasa aktif membantu penurunan angka stunting di Indonesia melalui Program LPS Peduli Bakti Bagi Negeri.
Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan saat ini LPS bekerja sama dengan Yayasan CARE Indonesia memberikan bantuan guna meningkatkan kesehatan dan taraf hidup masyarakat di Kecamatam Pangalengan, Kabupaten Bandung Jawa Barat.
“Bantuan yang diberikan diharapkan dapat berpengaruh kepada generasi muda di masa depan. Selain itu, dukungan program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak dan ibu hamil di kalangan orang tua dan masyarakat secara umum,” jelas Purbaya kepada wartawan di Kabupaten Bandung,Jumat (4/10/2024).
Adapun, bentuk dukungan LPS dalam program ini selama kurang lebih lima bulan, dengan rangkaian kegiatan antara lain, Memberikan beragam pelatihan kepada kader Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan.
Baca Juga: Tumbuh 11,40%, LPS Sebut Sektor Korporasi Bikin Kredit Perbankan Bergairah
Selanjutnya, memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada 182 anak dengan kategori stunting, wasting, dan underweight, dan 58 ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK) kepada masyarakat yang tersebar di Desa Banjarsari, Desa Margamukti, dan Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
"Juga memberikan dukungan peralatan kesehatan kepada posyandu dan menyediakan kebun gizi per kelompok untuk masyarakat di Kecamatan Pangalengan, Kab. Bandung, Jawa Barat,"ujarnya
Adapun, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung, Ruli Hadiana mengatakan, penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu program utama pemerintah Kabupaten Bandung dan memerlukan dukungan serta partisipasi dari seluruh pihak.
“Kami sangat mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif dan kolaborasi untuk penurunan stunting ini. Kami yakin akan dapat mencapai target penurunan prevalensi stunting untuk Kabupaten Bandung tahun 2024 sebesar 17 persen,” ungkapnya
Implementasi percepatan penurunan stunting ini akan dilakukan dengan pendekatan holistik melalui intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak akan dilakukan melalui pendampingan pengembangan kebun gizi dan PMT.
Pemulihan yang akan dikelola oleh 12 kelompok Dapur Sehat dengan 72 personil kader yang berkoordinasi dengan Puskesmas, perangkat desa dan perwakilan masyarakat desa. Ke-12 kelompok akan memastikan pelaksanaan PMT Pemulihan selama 90 hari. Di periode yang sama, intervensi sensitif juga akan dilakukan untuk peningkatan pengetahuan masyarakat terkait perilaku hidup sehat dan kelas pengasuhan.
Baca Juga: 15 BPR Bangkrut, LPS Gelontorkan Rp899,37 Miliar untuk Jamin Simpanan Nasabah
Partisipan program akan memfokuskan pada sekitar 240 anak balita dengan kondisi stunting, underweight dan wasting serta ibu hamil dengan KEK, anemia dan ibu menyusui hingga Desember 2024.
Nantinya, lanjut dia, pemantauan implementasi program akan dilakukan secara terperinci melalui pemantauan lapangan, dan pemantauan realtime melalui CARE Stunting Reduction Dashboard setiap kali PMT diberikan.
"Selain itu, pemantauan berkala tiap dua minggu, bulanan, tiap tiga bulan dan akan dilakukan untuk memastikan implementasi yang dilakukan membawa perbaikan gizi dan pemahaman partisipan,"pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement