- Home
- /
- Kabar Sawit
- /
- Agronomi
Ditekan dari Berbagai Arah, Penggiat Industri Mesti Berkolaborasi untuk Masa Depan Sawit
Industri kelapa sawit merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dengan kontribusi signifikan terhadap devisa negara, penyediaan lapangan kerja, serta kesejahteraan petani di berbagai daerah. selain itu, berbagai produk turunan sawit menjadi bagian penting dalam rantai pasokan gobal dari bahan baku pangan, kosmetik, hingga energi terbarukan.
Akan tetapi, seiring dengan dinamika pasar global, meningkatnya tekanan internasional terkait standar keberlanjutan serta kebijakan domestik yang terus berkembang, industri ini menghadapi sejumlah tantangan ke depan.
Baca Juga: Kebijakan Hilirisasi Sawit Berjalan Baik, Ragam Produk dan Ekspor Melonjak Tembus Rp 450 Triliun
Pada tahun 2025, berbagai perubahan signifikan diproyeksikan bakal memengaruhi bagaimana industri ini bergerak mulai dari kebijakan ekspor, persaingan global, hingga kebutuhan adopsi teknologi baru yang lebih lingkungan.
Ketua Yayasan President University (Jababeka), Budi Susilo Soepanji mengungkapkan bahwa kelapa sawit merupakan industri yang sangat handal sehingga perlu dipikirkan dari segala aspek mulai dari aspek akademisi, pengusaha, rakyat, sampai politik baik dari dalam maupun luar negeri. Hal tersebut selaras dengan ambisi Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
Kendati demikian dirinya tidak menampik bahwa ada tantangan dan masalah yang tidak bisa dilepaskan dari industri kelapa sawit yang membayangi para pengusaha maupun petani sawit.
“Masalah kelapa sawit tidak bisa lepas dari beberapa masalah seperti tambang maupun tembakau. Maka dari itu, para petani, pengusaha, harus bersatu untuk mengurangi isu negatif internasional yang menghambat industri kelapa sawit,” tutur Budi Susilo dalam seminar Outlook Industri Sawit Indonesia: Mengupas Perspektif Pengusaha, Industri, dan Petani Sawit yang digelar oleh Warta Ekonomi berkolaborasi dengan Industry.co.id, Rabu (20/11/2024).
Sementara itu, Putu Juli Ardika selaku Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan bahwa diperlukan pembedahan isu secara multi perspektif dan multidimensional dari sektor kelapa sawit. Hal ini penting untuk arus utama kepentingan perekonomian nasional.
Menurut Putu, potensi industri sawit nasional masih terbuka lebar. Hal ini terlihat dari hilirisasi nasional yang bertumpu pada produk minyak sawit sehingga bergantung dengan pasokan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
“Harapan kami acara ini bisa menyumbang kontribusi yang positif bagi perkembangan kelapa sawit secara paripurna,” ujar Putu.
Baca Juga: Soal Dongkrak Produktivitas Sawit, Kementan Tagih Komitmen Pengusaha
Senada, Ardi Praptono selaku Direktur Tanaman Sawit dan Aneka Palma Kementerian Pertanian RI menyatakan bahwa posisi petani saat ini bergantung pada keseimbangan sehingga perlu dihadapi secara komprehensif dengan kerja sama strategis antara pemerintah maupun masyarakat, khususnya petani sawit kecil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement