GRP Dukung Transformasi Hijau Melalui Partisipasi dalam Dialog Nasional Akselerasi Ekonomi Hijau
PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP), salah satu produsen baja swasta terbesar di Indonesia, kembali menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung agenda keberlanjutan dengan berpartisipasi dalam Dialog Nasional Akselerasi Transformasi Ekonomi Hijau.
Acara ini merupakan bagian dari program United Nations Partnership for Action on Green Economy (PAGE) yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS bekerja sama dengan lima agensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP, ILO, UNIDO, UNEP, UNITAR).
Acara ini dibuka oleh Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard, yang menekankan pentingnya transformasi ekonomi hijau dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Dalam sambutannya, beliau menyatakan bahwa pergeseran struktur ekonomi menuju sektor yang lebih produktif harus diiringi dengan investasi pada infrastruktur hijau dan pekerjaan ramah lingkungan. "Strategi ekonomi hijau diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan, sekaligus memastikan pembangunan berkelanjutan," ujar Febrian.
Sebagai bentuk dukungan terhadap agenda ini, Presiden Direktur GRP, Fedaus menjadi pembicara dalam sesi Sharing Session: Best Practices and Local Initiatives dengan tema Praktik Baik Inisiatif Industri Hijau. Dalam sesi tersebut, Fedaus memaparkan berbagai langkah inovatif yang dilakukan GRP untuk mendukung pembangunan rendah karbon.
"Sebagai salah satu perusahaan baja di Indonesia, kami percaya bahwa transisi menuju ekonomi hijau harus menjadi prioritas. Dengan strategi keberlanjutan komprehensif yang dimiliki oleh GRP, seperti ESG Strategy Handbook dan Net Zero Roadmap, kami berkomitmen untuk menjadi penggerak perubahan menuju masa depan yang lebih hijau, khususnya bagi industri baja tanah air," ujar Fedaus.
Baca Juga: SAMF Rencanakan Stock Split untuk Perluas Akses Investor dan Tingkatkan Likuiditas Saham
Dalam paparannya, GRP menyoroti beberapa inisiatif penting:
- Penggunaan Energi Terbarukan:
GRP telah mengoperasikan salah satu rooftop solar power plant terbesar di Jawa Barat dengan total kapasitas 9,3 MWp. Inisiatif ini akan terus diperluas dengan targetmencapai 33 MWp pada 2025, yang diharapkan dapat mengurangi 47.400 ton CO2 per tahun.
- Investasi untuk Mendukung Upaya Dekarbonisasi:
GRP menerima pembiayaan pinjaman setara dengan US$60 juta dari IFC (International Finance Corporation), anggota dari Grup Bank Dunia dan lembaga pembangunan global terbesar yang berfokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang, menandakan investasi pertama IFC di sektor baja Asia dalam lebih dari satu dekade.
Ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi baja lembaran rendah karbon menggunakan teknologi Electric Arc Furnace (EAF), dengan bahan baku scrap, sehingga dapat menghasilkan baja berkualitas tinggi dengan emisi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan teknologi Non-EAF.
- Komitmen Transparansi:
GRP terus meningkatkan pelaporan keberlanjutan melalui peningkatan ESG risk rating dan partisipasi dalam CDP Disclosure untuk memastikan akuntabilitas dan dampak positif dalam perjalanan dekarbonisasi Perusahaan.
Baca Juga: Dari Transformasi Teknologi Hingga Ekspansi Ekspor, Ini Rencana Lengkap Gunung Raja Paksi (GGRP)
Pengakuan Atas Peran Strategis GRP
Sebagai bagian dari acara ini, GRP menerima penghargaan atas kontribusinya dalam mendukung transformasi ekonomi hijau. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap langkah GRP dalam mendorong inovasi dan praktik terbaik untuk keberlanjutan, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam industri baja rendah emisi di Indonesia.
”Kami percaya bahwa kolaborasi dan inovasi antar perusahaan swasta, pemerintah bersama pemangku kepentingan lainnyaadalah kunci untuk mewujudkan ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kami akan akan terus berkomitmen untuk mendukung inisiatif keberlanjutan di tingkat lokal maupun global, sehingga dapat membawa dampak positif bagi lingkungan, masyarakat, dan perekonomian,” tutup Fedaus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement