- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Dari Transformasi Teknologi Hingga Ekspansi Ekspor, Ini Rencana Lengkap Gunung Raja Paksi (GGRP)
PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), salah satu produsen baja terbesar di Indonesia, ini memaparkan visi untuk menjadi produsen baja karbon rendah terkemuka di Asia. Langkah ini sekaligus bertujuan menjawab berbagai pertanyaan dari pemegang saham setelah fluktuasi harga saham perusahaan beberapa waktu terakhir.
Hingga September 2024, GGRP mencatatkan performa keuangan yang sangat solid. EBITDA perusahaan melonjak 54,6% secara tahunan menjadi USD 50,1 juta, sementara laba sebelum pajak melesat 553,2% hingga mencapai USD 29,6 juta. Laba bersih bahkan mengalami kenaikan fantastis sebesar 780,8%, menjadi USD 31 juta.
Tak hanya itu, GGRP juga berhasil mengurangi liabilitas hingga 58,4% sepanjang tahun ini. Dengan rasio utang terhadap ekuitas (DER) sebesar 0,13x, perusahaan menunjukkan kapasitas yang kuat untuk memenuhi kewajiban finansial, bahkan di tengah ketidakpastian pasar global.
Baca Juga: Investor Harap Waspada! BEI Suspend GGRP, Pantau NSSS dan SFAN
“Fundamental keuangan kami tetap sangat sehat. Kami yakin ini menjadi pondasi yang kokoh untuk mendukung transformasi kami ke arah yang lebih berkelanjutan,” ujar Roymond Wong, Vice President dan Direktur Keuangan GGRP.
Langkah Strategis Menuju Baja Ramah Lingkungan
Di tengah desakan global untuk mengurangi emisi karbon, GGRP menetapkan langkah-langkah strategis untuk menjadi pelopor dalam transisi ini. Beberapa inisiatif utama yang diusung meliputi pembaruan teknologi produksi dengan mengoptimalkan Electric Arc Furnace (EAF) yang mampu menekan konsumsi energi hingga 20%.
Lalu, perseroan akan memanfaatkan bahan baku ramah lingkungan, seperti penggunaan scrap baja berkualitas tinggi dengan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Selain itu, perusahaan melakukan digitalisasi proses produksi guna memastikan keterlacakan karbon di setiap produk yang dihasilkan.
Kemudian, perseroan akan melakukan ekspansi pasar ekspor, khususnya untuk baja rendah karbon yang tersertifikasi ramah lingkungan, guna memenuhi permintaan global.
Baca Juga: GRP Dukung Proyek Pusat Data Microsoft Indonesia Melalui Penyediaan High Strength Steel
“Transformasi ini lebih dari sekadar pembaruan teknologi. Kami ingin menjadi pemimpin dalam ekonomi baja yang baru, memproduksi produk berkualitas tinggi sambil tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan,” ungkap Roymond.
Apa yang Terjadi pada Saham GGRP?
Beberapa waktu terakhir, saham GGRP mengalami volatilitas yang signifikan. Perseroan menjelaskan bahwa fluktuasi tersebut terkait dengan inisiatif pengurangan modal yang telah disetujui dalam RUPS Luar Biasa pada Juli 2024. Langkah ini mengurangi nilai nominal saham dari Rp500 menjadi Rp140 per lembar, dengan pengembalian selisih kepada pemegang saham pada November lalu.
Fedaus, Presiden Direktur GGRP, menegaskan bahwa pengurangan modal ini tidak mencerminkan perubahan negatif pada kinerja perusahaan. “Langkah ini merupakan upaya kami memberikan nilai tambah langsung kepada pemegang saham. Kami tetap berkomitmen untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan,” tegasnya.
Dengan peta jalan yang jelas dan langkah-langkah strategis yang terukur, GGRP siap mengambil peran penting dalam mendukung transisi energi global. Perusahaan optimis bahwa strategi ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing di pasar internasional, tetapi juga berkontribusi pada target emisi Net Zero Indonesia pada 2060.
“Inisiatif kami tidak hanya tentang pertumbuhan, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik—untuk lingkungan, pemegang saham, dan generasi mendatang,” tutup Fedaus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement