Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Swasembada Pangan Dapat Hemat Devisa USD 5,2 Miliar Jika Berhasil pada 4 Komoditas

Swasembada Pangan Dapat Hemat Devisa USD 5,2 Miliar Jika Berhasil pada 4 Komoditas Kredit Foto: Humas Kemendag
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan swasembada pangan dapat menghemat devisa hingga USD 5,2 miliar dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/1/2025).

Mendag Budi memperikirakan penghematan devisa tersebut dapat tercapai jika swasembada pangan untuk empat komoditas berhasil dilakukan. Empat komoditas ini adalah beras, gula, garam, dan jagung.

Baca Juga: Swasembada Pangan Jadi Prioritas, Devisa Negara Berpotensi Melonjak

“Apabila swasembada untuk empat komoditas tersebut dilakukan, kita dapat menghemat devisa sekitar USD 5,2 miliar. Penghematan ini bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya (penyediaan) pupuk untuk pertanian maupun kebutuhan perikanan,” kata Mendag, dikutip dari siaran pers Kemendag, Rabu (8/1).

Mendag Budi menambahkan, dalam lima tahun terakhir (2020–2024), Indonesia mengimpor komoditas beras, gula, garam, dan jagung dengan nilai yang cukup besar. Meskipun begitu, pada periode tersebut, tren impor gula dan garam cenderung turun.

Rapat koordinasi di Surabaya membahas sinergi pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mempersiapkan target swasembada pangan pada 2027 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. 

Rapat koordinasi juga menjadi forum dialog pemerintah pusat dengan para kepala daerah di Provinsi Jawa Timur untuk menyukseskan swasembada pangan dengan memanfaatkan kelebihan dari kondisi pertanian di Jawa Timur.

Dalam rapat, Mendag Budi menyoroti sejumlah produk pangan yang mampu menunjukkan keberhasilan swasembada dengan surplus yang diarahkan untuk ekspor. Misalnya, minyak kelapa sawit (CPO) yang pangsa pasar ekspornya secara nasional sebesar 11,2 persen. 

Sementara itu, di Jawa Timur sendiri, CPO menempati posisi ekspor produk pangan nomor 1 yang diikuti ikan dan ikan olahan, gula, susu, bawang merah, kedelai, jagung, serta daging ayam.

“Untuk Jawa Timur, juga sudah terjadi surplus, yaitu misalnya untuk komoditas CPO, ikan olahan, dan sejumlah komoditas lain. Artinya, sudah banyak contoh komoditas yang sudah swasembada pangan. Sehingga, kalau komoditas yang lain juga akan swasembada, saya pikir itu bisa kita  lakukan,” kata Mendag.

Selain itu, untuk mendukung penyimpanan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok), Kemendag mempersiapkan gudang-gudang program Sistem Resi Gudang (SRG) agar dapat digunakan sebagai penyimpanan komoditas pertanian. Terdapat enam gudang SRG aktif, 17 flat, dan satu silo SRG pada posisi idle (belum beroperasi) di Jawa Timur. Kapasitas total gudang SRG idle di wilayah Jawa Timur mencapai 25.900 ton.

Harga Bapok Stabil

Terkait bapok, Mendag Budi menyampaikan bahwa harga di Jawa Timur relatif stabil. Memang terdapat kenaikan untuk harga cabai merah keriting yang berada di harga Rp48.100/kg. Namun, harga itu masih lebih rendah dibanding harga nasional, yaitu Rp51.000/kg dan harga acuan Rp55.000/kg.

“Harga di Jawa Timur memang relatif stabil, harganya bagus. Ada beberapa komoditas yang memang sedikit naik harga. Walaupun begitu, harganya masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan. Jadi, walaupun naik, masih di bawah HET dan harga acuan,” ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: