Pasar Ambil Untung, Harga Emas Tak Mampu Hadapi Kuatnya Ekonomi AS

Harga logam mulia global memulai perdagangan pekan ini dengan mencatatkan pelemahan yang signifikan dalam perdagangan di Senin (13/1). Penguatan dolar hingga ekspektasi terkait dengan suku bunga menekan hebat harga emas dan komoditas lainnya.
Dilansir Selasa (14/1), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah logam mulia global. Semua komoditas terkait tercatat mengalami koreksi yang signifikan:
- Emas Spot: Turun 1,1% ke US$2.658,84 per ons.
- Emas Berjangka Amerika Serikat (AS): Turun 1,4% menjadi US$2.677,6 per ons.
- Perak Spot: Jatuh 2,6% ke US$29,60 per ons.
- Platinum: Turun 1,5% ke US$950,65 per ons.
- Paladium: Melemah 0,8% menjadi US$939,99 per ons.
Analis Senior RJO Futures, Bob Haberkorn mengatakan data perekonomian terbaru menjadi biang kerok utama terkoreksinya harga logam mulia termasuk emas.
Data Ketenagakerjaan AS baru-baru ini tercatat tumbuh sebesar 256 ribu di Desember 2024. Capaian ini jauh melampaui proyeksi ekonom yang hanya memperkirakan kenaikan 155 ribu. Tingkat pengangguran turun dari prediksi 4,2% menjadi 4,1%.
Data tersebut memicu spekulasi yang kuat terkait dengan penahanan suku bunga tinggi untuk jangka panjang oleh Federal Reserve (The Fed). Ekspektasi ini tak hanya membuat obligasi naik namun juga dolar yang mana membuat emas terlalu mahal untuk dibeli pembeli luar dari AS.
Tingkat suku bunga yang lebih tinggi juga membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor. Adapun pasar juga merespons laporan tersebut dengan melakukan aksi ambil untung usai kenaikan signifikan emas beberapa hari terakhir.
Baca Juga: DBS Ungkap Prospek Harga Komoditas: Emas dan Minyak Akan Ditekan Efek Trump?
Pasar kini memperkirakan pemotongan suku bunga hanya sebesar 25 basis poin pada tahun ini atau turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 40 basis poin. Mereka juga menunggu data perkonomian terbaru seperti data penjualan ritel hingga Indeks Harga Konsumen (CPI).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement