- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Merdeka Copper Catat Pendapatan Rp 34 Triliun di 2024, Ini Rinciannya

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan kinerja gemilang di kuartal IV 2024 dengan pertumbuhan produksi yang kuat, efisiensi biaya, dan kemajuan strategis di segmen emas, tembaga, serta nikel.
Pada operasi tambang emas, Tambang Emas Tujuh Bukit yang dikelola anak usahanya, PT Bumi Suksesindo, memproduksi 35.824 ounce emas dengan total biaya tunai (cash cost) sebesar US$975/oz dan biaya berkelanjutan menyeluruh (all-in sustaining cost/AISC) sebesar US$1.260/oz. Harga jual rata-rata (average sales price/ASP) tercatat US$2.672/oz.
Selama periode ini, sebanyak 29.056 ounce emas terjual, menghasilkan pendapatan unaudited sebesar US$83,4 juta, termasuk US$6 juta dari pendapatan produk sampingan perak.
Di tambang tembaga, Tambang Tembaga-Pirit Wetar mencatat produksi 3.419 ton tembaga dengan total cash cost sebesar US$1,63/lb, AISC US$2,83/lb, dan ASP US$4,18/lb. Selama kuartal tersebut, sebanyak 3.101 ton tembaga terjual dengan pendapatan unaudited mencapai US$28,6 juta.
Secara keseluruhan, produksi emas sepanjang 2024 (FY2024) mencapai 115.867 ounce, sesuai panduan yang ditetapkan. Sementara itu, produksi tembaga FY2024 mencapai 13.902 ton, masih dalam kisaran panduan 13.500–14.000 ton. Tambang Pirit-Tembaga Wetar juga melampaui panduan biaya tunai dan AISC, dengan biaya tunai US$2,63/lb dan AISC US$3,58/lb.
Baca Juga: Siapkan Rp750 Miliar, Merdeka Copper (MDKA) Mau Lunasi Pokok dan Bunga Obligasi Jatuh Tempo
Sepanjang 2025, Merdeka menetapkan panduan produksi emas antara 100.000–110.000 ounce dan tembaga di kisaran 11.000–13.000 ton.
Di sektor nikel, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatat kinerja operasional yang kuat, didukung Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Pada kuartal ini, SCM mencatat rekor produksi 3,4 juta wet metric ton (wmt) limonit dan 3,0 juta wmt saprolit, meningkat masing-masing 110% dan 108% secara tahunan (YoY).
Sebanyak 2,01 juta wmt bijih saprolit dikirim ke smelter RKEF MBMA, sementara 4,1 juta wmt bijih limonit dijual ke PT Huayue Nickel Cobalt, menghasilkan pendapatan unaudited sebesar US$73,2 juta dengan ASP US$17,9/wmt.
Fasilitas pemurnian MBMA menghasilkan total 30.716 ton produk nikel, termasuk 18.823 ton dalam bentuk nickel pig iron (NPI) dan 11.893 ton dalam high-grade nickel matte (HGNM). Kedua produk ini menyumbang pendapatan unaudited masing-masing US$223,8 juta dan US$158,8 juta, dengan ASP masing-masing US$11.887/t dan US$13.229/t.
MBMA memproyeksikan penjualan 6,0–7,0 juta wmt bijih saprolit dan 12,5–15,0 juta wmt bijih limonit di 2025. Selain itu, penjualan nikel diperkirakan mencapai 80.000–87.000 ton dalam NPI dan 50.000–55.000 ton dalam HGNM.
Baca Juga: Beban Meningkat Tajam, MDKA Menderita Rugi US$2,18 juta
Profitabilitas pabrik HGNM terus dipantau ketat. Jika margin keuntungan tidak sesuai ekspektasi, MBMA dapat menghentikan produksi sementara hingga kondisi pasar membaik.
Dari sisi pengembangan, proyek-proyek Merdeka terus menunjukkan kemajuan. Proyek Emas Pani telah mencapai 33% penyelesaian pada akhir kuartal dan dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2025, dengan produksi emas pertama pada awal 2026.
Sementara itu, pengembangan Proyek Tembaga Tujuh Bukit terus berlanjut, termasuk eksplorasi sumber daya dan studi teknis. Studi pra-kelayakan terbaru, yang akan dirilis pada kuartal II 2025, diperkirakan akan mengungkap cadangan bijih yang lebih besar dengan kapasitas produksi tambang bawah tanah yang meningkat menjadi 6Mtpa.
Di sisi hilirisasi, kegiatan commissioning di Pabrik AIM (Acid, Iron, Metal) berjalan sesuai rencana. Pabrik pirit telah beroperasi penuh, sementara pabrik asam yang mulai berproduksi sejak April 2024 mencatat rekor produksi tertinggi, yakni 164.985 ton asam dan 225.036 ton uap.
Pembangunan pabrik logam klorida telah selesai, dengan proses commissioning sedang berlangsung. Pabrik katoda tembaga berada dalam tahap akhir konstruksi, dan commissioning parsial sudah dimulai pada kuartal ini. Pada Desember 2024, PT ESG New Energy Material berhasil memproduksi batch pertama Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), pencapaian penting dalam strategi MBMA untuk produksi material baterai hilir.
Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk, Albert Saputro, mengatakan bahwa dengan operasional emas, tembaga, dan nikel Merdeka yang sesuai dengan panduan produksi, menghasilkan pendapatan unaudited kuartalan dan FY2024 masing-masing sebesar US$575,8 juta dan US$2,2 miliar, mencerminkan peningkatan tahunan (YoY) masing-masing sebesar 7% dan 31%.
"Kami terus mengembangkan proyek-proyek kelas dunia, termasuk Proyek Emas Pani yang akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia, serta Proyek Tembaga Tujuh Bukit yang merupakan salah satu deposit tembaga belum tergarap terbesar di dunia. Di MBMA, commissioning dua fasilitas HPAL akan semakin memperkuat posisi kami sebagai pemimpin dalam rantai nilai baterai dan kendaraan listrik," ujar Albert.
Dalam aspek keberlanjutan, Merdeka mempertahankan peringkat A dari MSCI, menjadikannya satu-satunya perusahaan pertambangan Indonesia dengan peringkat tersebut.
"Investasi strategis Merdeka diharapkan dapat meningkatkan kinerja kami secara signifikan, terutama dengan dimulainya operasi dua fasilitas HPAL MBMA dan commissioning Proyek Emas Pani pada akhir 2025," tutup Albert.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement