
Logam mulia kembali bergejolak mengikuti harga emas yang mengalami koreksi dalam penutupan perdagangan di Selasa (11/2). Aksi ambil untung hingga ekspektasi suku bunga tinggi menjadi faktor utama koreksi menyusul harga emas yang telah mencetak rekor tertinggi.
Dilansir dari CNBC International, Rabu (12/2), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah logam mulia global. Semua komoditas utama tercatat mengalami koreksi:
- Emas spot: Turun 0,1% ke US$2.904,87 per ons
- Emas berjangka Amerika Serikat (AS): Turun 0,1% ke US$2.932,60 per ons.
- Perak spot: Turun 0,4% ke US$31,92 per ons.
- Platinum: Turun 0,8% ke US$986,03 per ons.
- Paladium: Turun 0,3% ke US$980,25 per ons.
Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff menyoroti sikap pasar yang tengah mengambil untung usai mengalami reli karena adanya lonjakan permintaan terhadap aset safe-have menyusul kebijakan tarif yang diterapkan oleh Donald Trump.
Jim menyebut bahwa aksi ambil untung ini merupakan bagian dari strategi pasar yang melihat bahwa harga emas sudah terlalu panas, bahkan mendekati angka dari US$3.000.
“Pasar sudah terlalu panas, jadi koreksi ini tidak mengejutkan,” ujarnya.
Di sisi lain, sinyal suku bunga tinggi yang lebih lama juga menjadi perhatian dari pasar. Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini mengatakan bahwa pihaknya tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga menyusul masih baiknya ekonomi dari AS.
“Ekonomi masih kuat dan inflasi tetap di atas target 2%,” kata Ketua The Fed, Jerome Powell.
Suku bunga yang tinggi dapat menekan pergerakan harga emas. Meski demikian, gejolak inflasi akibat perang dagang bisa membuat emas menjadi aset yang menarik bagi pasar karena sifat lindung nilainya.
Investor kini menanti data inflasi terbaru dari AS. Data ini diharapkan akan memberikan petunjuk terkait dengan arah kebijakan moneter yang akan diambil The Fed.
Baca Juga: Wakil Trump: Regulasi Berlebihan Dapat Mematikan Industri AI
Sejauh ini, pasar memiliki ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga akan dilakukan paling banyak dua kali selama tahun ini dengan total pemangkasan sebesar 35 basis poin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement