Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Merasa Belum Dilibatkan, Marga Tingge Tolak Investasi Perkebunan di Boven Digoel

Merasa Belum Dilibatkan, Marga Tingge Tolak Investasi Perkebunan di Boven Digoel Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Marga Tingge, salah satu suku adat di Kabupaten Boven Digoel, menyatakan keberatan terhadap rencana investasi perkebunan kelapa sawit oleh PT Papua Berkat Pangan (PBP). 

Keberatan ini muncul setelah adanya kekhawatiran bahwa proses perencanaan investasi belum sepenuhnya melibatkan marga Tingge sebagai pemilik tanah adat.

Menurut informasi yang diterima, izin lokasi untuk aktivitas perusahaan tersebut dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Boven Digoel, melalui Kepala Dinas PTSP beserta tim teknis. Namun, pihak marga Tingge merasa belum mendapatkan keterlibatan yang cukup dalam proses tersebut.

Marga Tingge juga menyampaikan bahwa diskusi publik yang diselenggarakan oleh perusahaan belum mencakup perwakilan mereka secara menyeluruh, sehingga aspirasi dan hak-hak mereka sebagai pemilik tanah adat belum sepenuhnya tersampaikan.

Sebagai ketua marga, Bernol Tingge menyatakan bahwa pihaknya belum dapat menerima rencana investasi ini karena masih terdapat berbagai hal yang perlu dibahas lebih lanjut, terutama terkait dengan prosedur perizinan dan perlindungan hak-hak adat yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan.

"Kami berharap agar seluruh proses dilakukan secara transparan dan melibatkan semua pihak yang berkepentingan, termasuk masyarakat adat yang memiliki hubungan erat dengan tanah ini," ujar Bernol.

Baca Juga: Perlu Kajian Mendalam, Petani Sawit Keberatan atas Perpres No 5 Tahun 2025

Selain itu, marga Tingge juga menyampaikan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat investasi ini, terutama terkait dengan perubahan ekosistem hutan yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat adat.

"Hutan memiliki peran penting bagi kehidupan kami, baik untuk bertani maupun sebagai sumber pangan. Oleh karena itu, kami berharap adanya kajian yang lebih mendalam mengenai dampak lingkungan sebelum keputusan diambil," jelas Bernol.

Marga Tingge juga mencermati pengalaman masyarakat adat di daerah lain yang telah menerima investasi serupa. Mereka menilai bahwa dampak sosial dan ekonomi dari investasi perkebunan kelapa sawit perlu dikaji lebih lanjut agar memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat adat.

"Kami ingin memastikan bahwa investasi yang masuk benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama dalam hal kesejahteraan, pendidikan, dan keberlanjutan lingkungan. Kami berharap ada dialog lebih lanjut dengan semua pihak terkait," tegasnya.

Atas dasar pertimbangan ini, marga Tingge menyatakan kesiapan untuk berdiskusi lebih lanjut dengan pihak perusahaan dan pemerintah guna mencari solusi yang mengedepankan kesejahteraan masyarakat adat serta keberlanjutan lingkungan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: