Bio Farma Tingkatkan Produksi Vaksin Polio, Perluas Distribusi ke Timur Tengah dan Afrika Utara

Bio Farma akan meningkatkan kapasitas produksinya seiring dengan pendanaan yang dikucurkan Pemerintah Arab Saudi kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk pemberantasan polio global.
Langkah ini diharapkan semakin memperkuat peran Bio Farma sebagai pemasok utama vaksin polio dunia.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Lucia Rizka Andalusia, menegaskan bahwa peningkatan kapasitas produksi Bio Farma menjadi penting dalam mendukung program WHO dan memenuhi permintaan global.
"Diharapkan nanti produknya akan disuplai dari Bio Farma. Karena itu, kita berharap Bio Farma juga meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas vaksin polio tersebut," ujarnya saat menerima kunjungan Menteri Kesehatan Kerajaan Arab Saudi, Fahad Abdulrahman Al-Jalajel, bersama jajaran delegasi Arab Saudi dan perusahaan farmasi Arabio di Bandung, Selasa (23/2/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Bio Farma menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Arabio, perusahaan farmasi terkemuka di Arab Saudi. Kerja sama ini bertujuan untuk memperluas distribusi vaksin Bio Farma ke kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), dengan Arabio sebagai pusat distribusi utama.
Baca Juga: PLN Tingkatkan Suplai Listrik untuk Dorong Produksi Vaksin Bio Farma
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat akses vaksin secara global.
"Dengan MoU ini, Bio Farma yang sudah mensuplai vaksin ke lebih dari 150 negara akan semakin memperluas jangkauan distribusinya. Produksi di Arab Saudi akan memastikan ketersediaan vaksin di negara-negara MENA," jelasnya.
Sejak 2014, Bio Farma telah menyuplai vaksin polio ke Arabio dan ditunjuk sebagai Centre of Excellence oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sejak 2018. Perusahaan ini memainkan peran penting dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia, transfer teknologi, serta kolaborasi riset dengan negara-negara anggota OKI, termasuk Arab Saudi.
"Dengan meningkatnya kapasitas produksi dan kerja sama strategis ini, Bio Farma semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri vaksin global," katanya.
Sementara itu, Arabio akan berperan sebagai pusat manufaktur dan distribusi vaksin Bio Farma di wilayah tersebut, dengan produk utama seperti vaksin polio, difteri, dan tetanus.
Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahad Abdulrahman Al-Jalajel, mengapresiasi inovasi dan kapasitas produksi Bio Farma yang telah diakui secara global.
Baca Juga: Dorong Pemanfaatan untuk Farmasi, KKP Tingkatkan Kapasitas Bio Farmakologi Laut
"Saya sangat terkesan dengan teknologi dan fasilitas yang dimiliki Bio Farma. Indonesia dan Arab Saudi memiliki visi yang sama dalam memperkuat ketahanan kesehatan global. Kami berharap kerja sama ini terus berkembang, tidak hanya dalam distribusi vaksin tetapi juga sektor bioteknologi," ujarnya.
CEO Arabio, Dr. Abdulrahman Almutairi, juga menegaskan bahwa kemitraan ini akan memperkuat ekosistem kesehatan regional.
"Kolaborasi ini akan meningkatkan kapasitas manufaktur dan inovasi di bidang life science. Kami siap bekerja sama dengan Bio Farma dalam membangun masa depan yang lebih sehat bagi masyarakat di kawasan Timur Tengah," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement