Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Mulai Stabil, Pasar Bimbang Hadapi Arah Sinyal Perekonomian AS

Dolar Mulai Stabil, Pasar Bimbang Hadapi Arah Sinyal Perekonomian AS Kredit Foto: Pixabay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) mulai kembali stabil dalam perdagangan di Rabu (26/2). Pasar uang kembali melakukan kondolidasi serta menunggu kelanjutan data perekonomian yang sebelumnya cukup mengkhawatirkan di Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Kamis (27/2), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama global lainnya tercatat naik 0,1% ke level 106,37.

Baca Juga: Perluas Pasar Perikanan RI ke Amerika, KKP Tindaklanjuti Hasil Perundingan ICA CEPA

Pakar dari FX Jefferies, Brad Bechtel mengatakan pasar tengah waspada serta bersiap menantikan sinyal terbaru untuk pasar uang dari Dolar AS.

Sebelumnya, dolar terus mengalami tekanan yang hebat menyusul ketidakpastian yang datang bertubi-tubi. Kini, pasar tengah mengkonsolidasikan diri menyusul adanya perkembangan kebijakan tarif impor 25% yang akan diterapkan terhadap Meksiko dan Kanada di 4 Maret 2025.

Adapun pasar juga menyoroti naiknya imbal hasil Treasury AS. Usai sebelumnya anjlok hampir 10 basis poin, kini instrumen investasi tersebut akhirnya naik 1 basis poin menjadi 4,308%.

Namun pasar juga menyoroti sejumlah faktor yang bisa menekan dolar, salah satunya adalah data perekonomia terkait penjualan rumah baru yang turun 10,5% menjadi 657.000 unit. Capaian tersebut lebih rendah dari perkiraan sebesar 680.000 unit. 

Federal Reserve (The Fed) juga belum memberikan lagi kejelasan terkait dengan arah kebijakan suku bunga. Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga masih tinggi. Pasar memperkirakan pemangkasan sebesar 53 basis poin hingga akhir tahun. Namun, peluang pemangkasan 25 basis poin baru akan melewati 50% pada pertemuan bulan Juni 2025.

Baca Juga: Prabowo Sempat Tanya Kabar Putin saat Dikunjungi Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia

Investor juga menyoroti perkembangan dampak kebijakan efisiensi jajaran pemerintahan yang terus dilakukan oleh Departemen Efisiensi Pemerintahan AS. Kekhawatiran besar muncul karena hal tersebut ditakutkan akan memicu gelombang pengangguran besar di Negeri Paman Sam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: