Industri Amerika Serikat Tak Sekuat Ekspektasi, Investor Perlahan Jauhi Dolar AS

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali mengalami koreksi dalam perdagangan di Kamis (6/3). Pasar semakin khawatir dengan dampak tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dilansir dari Reuters, Jumat (7/3), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur nilai greenback terhadap mata uang utama lainnya jatuh 0,1% menjadi 104,20. Hal ini membuat dolar mengalami pelemahan selama empat hari berturut-turut.
Baca Juga: Harga Emas Masih Tren Bullish, Pasar Tunggu Data Ekonomi Terbaru Amerika Serikat
Kepala Perdagangan dan Produk Terstruktur Moneycorp New Jersey, Eugene Epstein menyebut bahwa pasar menyoroti perkembangan implementasi kebijakan tarif dari Amerika Serikat.
Trump yang baru-baru ini kembali mengulur kebijakan tarif untuk beberapa sektor membuat pasar semakin tidak stabil dan melihat aturan tersebut sebagai hambatan untuk ekonomi dari Amerika Serikat.
"Narasi tentang tarif kini telah berubah, sekarang dianggap sebagai hambatan bagi pertumbuhan ekonomi," ujar Eugene Epstein.
Protes sejumlah industri, khususnya otomotif baru-baru ini membuat investor yakin bahwa ekonomi akan terguncang hebat jika kebijakan tarif diterapkan ke Amerika Serikat.
"Pasar mulai menyadari bahwa banyak perusahaan sangat bergantung pada ekspor dan impor. Jika angka perdagangan kita menurun secara keseluruhan, itu bukan kabar baik bagi ekonomi dari Amerika Serikat," jelas Eugene Epstein.
Adapun data perekonomian terbaru tak menunjukkan sinyal akan perbaikan ekonomi. Challenger, Gray & Christmas melaporkan adanya 62.242 pemutusan hubungan kerja (PHK) di 17 lembaga pemerintah federal di Februari 2025.
Hal tersebut menyusul rangkaian data yang telah menunjukkan penurunan seperti data belanja konsumen, penjualan ritel, aktivitas dalam sektor manufaktur, dan belanja konstruksi, hingga aktivitas dalam pasar perumahan. Semua data ini tersebut memperkuat perkiraan bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat di kuartal I-2025.
Baca Juga: Wall Street Dibuat Bingung Soal Tarif, Ekonomi Amerika Serikat Terancam Lesu
Kini, perhatian pasar tertuju pada laporan non-farm payrolls yang akan dirilis pada Jumat 2025. Pasar memperkirakan penambahan 160.000 pekerjaan di Februari 2025. Data ini diharapkan akan memberikan sinyal arah kebijakan moneter dari Amerika Serikat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement