Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Sedikit Lega, Dolar Akhirnya Terselamatkan Data Inflasi Amerika Serikat

Investor Sedikit Lega, Dolar Akhirnya Terselamatkan Data Inflasi Amerika Serikat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) terpantau naik tipis dalam perdagangan di Rabu (12/3). Pasar nampaknya cukup optimistis menyusul data ekonomi terbaru meski tetap waspada terhadap efek kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Dilansir dari Reuters, Kamis (13/3), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama global lainnya naik 0,13% menjadi 103,57. Capaian ini menandai pemulihan setelah dolar selama tujuh sesi berturut-turut mengalami koreksi.

Baca Juga: Industri Kian Tertekan Kebijakan Trump, Investor Berpotensi Tinggalkan Amerika Serikat

Direktur Eksekutif Klarity FX San Francisco, Amarjit Sahota mengatakan bahwa data inflasi terbaru yang lebih rendah dari perkiraan investor memberikan sedikit rasa lega terhadap pasar. Namun, hal ini terancam oleh memanasnya perang dagang.

Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) secara bulanan naik 0,2% di Februari 2025. Angka tersebut lebih rendah dari capaian 0,5% di Januari 2025.

Sementara secara tahunan, data tersebut tercatat naik hingga 2,8%. Angka tersebut sedikit melenceng dari proyeksi pasar yang memperkirakan inflasi mencapai 2,9%.

Adapun angka inflasi inti yang mengecualikan komponen makanan dan energi yang cenderung naik secara bulanan menjadi 0,2% di Februari 2025. Secara tahunan, data inti meningkat 3,1% di Februari 2025.

"Data inflasi sedikit lebih ringan dari yang diharapkan, memberi kelegaan bagi pasar. Tetapi, sentimen tetap berada dalam posisi yang sangat rentan terhadap risiko berita utama," ungkap  Amarjit Sahota.

Trump baru-baru ini  mengancam akan membalas rencana tarif balasan sejumlah mitra dagangnya termasuk Uni Eropa. Hal ini terkait dengan perang dagang yang memanas akibat pemberlakuan tarif pada impor baja dan aluminium tanpa pengecualian.

"Tema utama saat ini adalah perang dagang dan ketidakpastian akibat kebijakan tarif yang berubah-ubah, tidak hanya dengan mitra dagang di Amerika Utara," kata Amarjit Sahota.

Pasar yang dihadapkan ketidakpastian perdagangan global berpotensi membuat investor mencari aset yang lebih aman, bahkan meninggalkan dolar.

Baca Juga: Janjikan Pembalasan, Sekutu Amerika Serikat Dibuat Marah oleh Donald Trump

Namun, Federal Reserve (The Fed) kini diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%-4,50%. Meski begitu, pasar tetap yakin bahwa pemangkasan suku bunga akan dimulai di Juni 2025.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: