
Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa Pemerintah Jerman kini mengambil alih keanggotaan utama dalam Just Energy Transition Partnership (JETP), menggantikan Amerika Serikat yang mengundurkan diri dari platform pendanaan hijau internasional tersebut.
"Saya bertemu dengan delegasi pemerintah Jerman seminggu yang lalu, dan mereka memberi tahu saya bahwa pemerintah Jerman telah memutuskan untuk menggantikan pemerintah AS sebagai anggota utama konsorsium JETP," ujarnya dalam Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025 di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Sebagai informasi, kerangka JETP lahir dari pertemuan Conference of Parties (COP) ke-26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, pada 2021. Skema pendanaan ini diinisiasi oleh negara-negara G7—Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada—untuk membantu negara berkembang dalam melakukan transisi energi yang berkeadilan.
Baca Juga: Tak Satu Dolar pun Dikucurkan, Hashim Cap JETP Program Gagal: Banyak Omon-omon Ternyata!
Indonesia menjadi negara kedua setelah Afrika Selatan yang mengumumkan kemitraan JETP dengan kelompok G7, ditambah Denmark, Norwegia, dan Uni Eropa yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, 15 November 2022.
Melalui JETP, Indonesia berkomitmen mempercepat transisi energi di sektor ketenagalistrikan. Sementara itu, negara-negara IPG berkomitmen menggalang dana dari sektor publik dan swasta untuk membiayai proyek transisi energi guna mencapai target percepatan transisi energi serta penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
Diketahui, JETP berkomitmen untuk memobilisasi pendanaan hijau sebesar 20 miliar dolar AS bagi pemerintah Indonesia guna mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
Namun, Hashim sebelumnya menyebut pendanaan JETP tak kunjung terealisasi. Ia bahkan sempat menyebut bahwa JETP adalah program gagal.
"Waktu itu di Baku, Azerbaijan, saya bertemu utusan khusus Presiden Amerika, John Podesta. Dia menanyakan bagaimana kelangsungan JETP. JETP itu gagal, program gagal. Dua tahun berjalan, tidak satu pun, satu dolar pun dikucurkan oleh pemerintah Amerika," ujar Hashim di Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Baca Juga: Hashim: Target Ekonomi Bukan 8%, tapi Bisa 10%!
Ia juga menyoroti janji hibah sebesar 5 miliar dolar AS yang merupakan bagian dari total komitmen JETP sebesar 20 miliar dolar AS. Namun, hingga kini dana tersebut belum juga mengalir ke Indonesia.
"Banyak omon-omon ternyata ya, hibah 5 miliar dolar dalam 20 miliar dolar ternyata tidak ada," ungkapnya.
Namun, dalam pernyataan terbaru, Hashim menarik ucapannya terkait kegagalan JETP.
"Saya ingin mengatakan bahwa saya mengoreksi pernyataan saya. Beberapa minggu lalu saya mengatakan, sepengetahuan saya, pemerintah AS belum mengeluarkan satu sen pun sebagai bagian dari JETP. Namun, ternyata saya salah. Saya diberitahu bahwa mereka telah mengeluarkan 112 juta dolar AS dalam beberapa minggu terakhir. Jadi, saya mengoreksi pernyataan saya," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement