Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dihantam Berbagai Tantangan Global, HIPMI Desak Pemerintah Gerak Cepat Amankan Ekonomi

Dihantam Berbagai Tantangan Global, HIPMI Desak Pemerintah Gerak Cepat Amankan Ekonomi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyoroti tekanan ekonomi global dan domestik yang kian kuat menghantam Indonesia. Maka dari itu, HIPMI mendesak pemerintah segera mengambil langkah strategis guna menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Dalam keterangannya, Kamis, (3/4/2025), Sekretaris Jenderal HIPMI, Anggawira, menegaskan bahwa kondisi ekonomi saat ini menuntut kebijakan yang lebih berani serta pro pengusaha. Apabila tidak ada tindakan konkret dari pemerintah, ucapnya, maka tekanan terhadap dunia usaha akan semakin besar bahkan berpotensi menghambat pemulihan ekonomi nasional.

Menurutnya, ketidakpastian global yang semakin meningkat, seperti kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pelemahan nilai tukar rupiah, menjadi ancaman serius bagi dunia usaha. Selain itu, kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat yang diumumkan oleh mantan Presiden Donald Trump semakin memperparah keadaan. 

“Tarif sebesar 32 persen yang dikenakan terhadap produk Indonesia akan mempersempit ruang ekspor ke AS, yang selama ini menjadi salah satu pasar utama bagi industri manufaktur dan sektor berbasis ekspor seperti tekstil, elektronik, dan otomotif,” ucap Anggawira.

Alhasil, situasi tersebut menuntut langkah taktis dari pemerintah untuk meredam dampak negatif yang ditimbulkan. Anggawira menilai bahwa dalam jangka pendek, stabilitas ekonomi harus dijaga dengan intervensi Bank Indonesia (BI) terhadap nilai tukar rupiah serta pemberian stimulus fiskal bagi sektor usaha yang terdampak.

“Kepercayaan pasar harus dipulihkan agar pelaku usaha tetap memiliki optimisme dalam menjalankan bisnis mereka di tengah tekanan ekonomi global,” tegasnya.

Baca Juga: Kemkomdigi dan BPP HIPMI Kolaborasi Percepat Transformasi Digital UMKM dan Pengusaha Muda

Sedangkan dalam jangka menengah, HIPMI menyebut jika diversifikasi pasar ekspor menjadi strategi yang tak terelakkan. Ketergantungan terhadap Amerika Serikat harus dikurangi dengan mempercepat perjanjian dagang dengan Uni Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. 

Dengan membuka akses perdagangan ke lebih banyak negara, imbuhnya, Indonesia dapat memperluas jangkauan ekspor dan memperkuat daya saing industri dalam negeri. 

“Selain itu, peningkatan investasi domestik juga harus menjadi prioritas, terutama dengan mendorong peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam menarik investor asing,” tutur Anggawira.

Untuk jangka panjang, HIPMI menekankan pentingnya transformasi ekonomi melalui hilirisasi industri. Ketergantungan pada ekspor bahan mentah harus dikurangi dengan membangun industri bernilai tambah seperti petrokimia, elektronik, dan kendaraan listrik. 

Tak hanya itu, peningkatan kapasitas produksi dalam negeri akan memberikan ketahanan ekonomi yang lebih baik dalam menghadapi tekanan eksternal. 

“Pemerintah juga perlu memperkuat regulasi di sektor keuangan serta meningkatkan literasi keuangan masyarakat agar mereka lebih bijak dalam berinvestasi,” kata dia.

Lebih lanjut, Anggawira menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh tinggal diam di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks. 

“Jika tidak ada langkah konkret yang diambil, ketidakpastian akan semakin dalam, dan dampaknya tidak hanya dirasakan oleh para pengusaha, tetapi juga oleh masyarakat luas,” pungkasnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Istihanah

Advertisement

Bagikan Artikel: