Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Lega, Penundaan Tarif Berikan Secercah Harapan untuk Dolar AS

Investor Lega, Penundaan Tarif Berikan Secercah Harapan untuk Dolar AS Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali mencatatkan penguatan dalam perdagangan di Rabu (9/4). Pasar menyambut baik melunaknya sikap terkait tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Dilansir dari Reuters, Kamis (10/4), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya naik 0,11% menjadi 102,88.

Baca Juga: Petani Sawit Minta Pajak Ekspor Dihapus Usai Trump Naikkan Tarif Impor

Direktur Eksekutif Klarity FX San Francisco, Amarjit Sahota mengatakan bahwa pasar tengah dipenuhi harapan menyusul penundaan implementasi kebijakan tarif bagi sebagian besar mitra dagang dari AS.

"Hari ini kita melihat pergerakan besar di pasar, khususnya di pasar saham yang merespons kabar ini dengan sangat positif," kata Sahota.

Namun Sahota juga mengungkit bahwa kebijakan ini turut memberikan ketidakpastian dalam pasar mengingat bahwa langkah tersebut tidak berlaku untuk China. Trump malah  menaikkan tarif terhadap barang-barang asal negara tersebut menjadi 125%.

"Namun pertanyaannya: mengapa jeda ini diberikan hari ini dan apakah ini langkah yang tepat? Secara pribadi, saya rasa tidak — jeda 90 hari hanya menciptakan ketidakpastian selama 90 hari ke depan," jelas Sahota.

Sahota menambahkan bahwa meskipun pasar menyambut baik jeda tarif ini, kekhawatiran masih ada mengenai konsistensi dan kualitas kebijakan yang diambil.

"Ini tampak seperti keputusan kebijakan yang buruk, atau setidaknya perencanaannya sangat lemah. Pasar memang menguat untuk saat ini, tapi apakah ini akan bertahan? Dan apa dampaknya terhadap dolar AS?" ujarnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen pada kebijakan dolar kuat, meskipun ketegangan global dan volatilitas pasar terus meningkat.

Baca Juga: Tarif Trump Jadi Ancam Serius Bagi Hilirisasi dan Stabilitas Industri Nasional

Hasil lelang obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun sebesar US$39 miliar mencatat permintaan yang kuat, namun imbal hasil (yield) benchmark tetap naik sebesar 13,6 basis poin menjadi 4,392%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: