- Home
- /
- Government
- /
- Government
Investasi Kuartal I 2025 Capai Rp465,2 Triliun, Tapi Modal Asing Mulai Seret

Realisasi investasi asing di Indonesia pada kuartal I 2025 mencatat pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar Rp230,4 triliun atau hanya tumbuh 12,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebaliknya, PMDN melesat hingga Rp234,8 triliun, naik 19,7 persen secara tahunan. Ini menandai tonggak penting, karena untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, investor lokal mampu mengungguli investasi asing.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa perlambatan PMA tak mencerminkan penurunan kepercayaan investor global, tetapi lebih pada respons cepat investor domestik terhadap peluang di sektor strategis seperti infrastruktur dan manufaktur.
Baca Juga: RI Masih Seksi di Mata Investor Asing, Kata Rosan
“Alhamdulillah, realisasi investasi meningkat tajam meski tekanan global masih terasa. Ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional tetap tinggi,” ujar Rosan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Rosan menegaskan bahwa pertumbuhan investasi asing tetap positif, namun pelaku usaha dalam negeri kini lebih agresif dalam mengeksekusi proyek investasi. Sementara PMA masih terkendala sejumlah faktor eksternal seperti ketidakpastian global dan penyesuaian regulasi, termasuk pajak minimum global.
Meski demikian, PMA masih menunjukkan performa solid, khususnya dari negara-negara seperti Singapura, Tiongkok, dan Korea Selatan. Bahkan, proyek ekspansi LG senilai USD 1,7 miliar tetap berjalan di tengah spekulasi penundaan.
Baca Juga: Preman Bikin Investor Ketar-Ketir, Rosan Minta Kapolri Sapu Bersih!
Total realisasi investasi kuartal I 2025 tercatat mencapai Rp465,2 triliun, tumbuh 15,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sektor industri logam dasar, mesin, dan peralatan masih menjadi kontributor utama, menyumbang 14,5 persen dari total investasi. Sektor hilirisasi juga mengalami lonjakan, berkontribusi 29,3 persen—naik signifikan dari rata-rata 23–24 persen dalam tiga tahun terakhir.
“Fokus kita tidak hanya meningkatkan jumlah investasi, tapi juga mempercepat hilirisasi, agar ekonomi nasional lebih berdaya saing dan berkelanjutan,” kata Rosan.
Dari sisi geografis, Pulau Jawa masih menyerap mayoritas investasi sebesar 50,7 persen. Namun, wilayah luar Jawa seperti Sulawesi Tengah dan Bangka Utara mulai menunjukkan daya saing, terutama melalui pengembangan kawasan industri berbasis energi baru terbarukan.
Pemerintah optimistis target realisasi investasi 2025 bisa tercapai, bahkan melampaui capaian tahun sebelumnya. Namun, perlambatan PMA tetap menjadi perhatian dalam menjaga keseimbangan sumber modal nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement