Kredit Foto: Reuters
Panasonic Holdings Corporation mencatat penurunan laba bersih sebesar 18% menjadi 366,2 miliar yen pada kuartal I 2025, dari 444 miliar yen di periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan pun rontok 0,5% ke posisi 8,458.2 miliar yen dari 8,496.4 miliar yen di kuartal I 2024.
Penurunan ini terjadi di tengah langkah agresif perusahaan dalam merestrukturisasi portofolio bisnis dan meningkatkan investasi strategis di segmen prioritas seperti baterai otomotif dan perangkat lunak rantai pasok (supply chain management).
Mengutip rilis laporan keuangan kuartal I Panasonic, perusahaan tetap menjalankan strategi jangka menengah tiga tahunnya yang dimulai pada 2023 di tengah perlambatan ekonomi global yang melanda pasar utama seperti China. Perusahaan menekankan peningkatan Return on Equity (ROE) sebagai target utama tahun fiskal 2025.
Baca Juga: Dorong Efisiensi, Panasonic Gandeng Gotrans Logistics dan SPIL Bangun Distribution Center
Dalam bisnis baterai otomotif, Panasonic Energy Co., Ltd. merampungkan modernisasi pabrik Wakayama di Jepang dan mempersiapkan produksi massal baterai lithium-ion silinder 4680, yang diklaim unggul dalam aspek keamanan dan kepadatan energi. Sementara itu, Blue Yonder—anak usaha Panasonic Connect—mengakselerasi integrasi dengan One Network Enterprises yang diakuisisi pada Agustus 2024, demi memperkuat produk dan memperluas kanal penjualan.
Secara keseluruhan, penjualan konsolidasi Panasonic turun tipis 0,5% menjadi 8.458,2 miliar yen, terutama karena didekonsolidasinya Panasonic Automotive Systems Co., Ltd. (PAS) setelah transfer saham pada Desember 2024. Namun, laba operasional meningkat menjadi 426,5 miliar yen, ditopang oleh efisiensi dan peningkatan penjualan di segmen Lifestyle, Connect, dan Industry, meski di sisi lain beban tetap meningkat akibat inflasi dan investasi strategis.
Baca Juga: Perjalanan Panasonic, dari Ide Karyawan yang Ditolak hingga Sukses Jadi Perusahaan Besar Dunia
Segmen Lifestyle mencatat kenaikan penjualan 4% menjadi 3.584,2 miliar yen, didorong penjualan kuat room air-conditioners, produk elektronik rumah tangga, serta penyesuaian harga material konstruksi listrik di Jepang. Segmen Connect melesat 11% menjadi 1.333,2 miliar yen, dipicu oleh pemulihan industri penerbangan dan permintaan tinggi perangkat otomasi proses dan solusi digital Gemba. Sementara itu, segmen Industry tumbuh 4% ke 1.083,6 miliar yen, didorong oleh permintaan produk untuk server AI generatif.
Sebaliknya, segmen Energy mengalami penurunan penjualan 5% menjadi 873,2 miliar yen. Meski bisnis Industrial/Consumer mencatat lonjakan penjualan sistem penyimpanan energi untuk data center, bisnis baterai otomotif melemah karena turunnya permintaan dan penyesuaian harga. Namun, secara laba operasional, segmen ini naik signifikan menjadi 120,2 miliar yen berkat efisiensi biaya dan insentif pajak dari Inflation Reduction Act (IRA) di AS.
Dari sisi keuangan, arus kas operasi menyusut menjadi 796,1 miliar yen dari 866,9 miliar yen, dan investasi melonjak ke 859,9 miliar yen dari 578,8 miliar yen, sebagian besar untuk ekspansi baterai otomotif dan akuisisi One Network. Alhasil, free cash flow negatif sebesar 63,8 miliar yen. Total aset konsolidasi menyusut 68 miliar yen menjadi 9.343,2 miliar yen, sedangkan ekuitas pemegang saham naik 150,3 miliar yen menjadi 4.694,4 miliar yen.
Baca Juga: Surati Presiden Prabowo! Driver Ojol Tolak Merger Grab-GoTo, Ini Alasannya
Baca Juga: Membengkak, Rugi Emiten Properti Dato Sri Tahir (MPRO) Capai Rp11,48 Miliar di Q1 2025
Di bawah disiplin baru berbasis ROIC dan potensi pertumbuhan, Panasonic menargetkan menghapus seluruh unit bisnis bermasalah paling lambat akhir tahun fiskal 2027. Restrukturisasi dan optimalisasi ini menjadi fondasi keputusan perusahaan yang baru-baru ini mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawan global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement