Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RI Siap Implementasikan IJEPA Akhir 2025 dengan Aspek Keberlanjutan Jepang

RI Siap Implementasikan IJEPA Akhir 2025 dengan Aspek Keberlanjutan Jepang Kredit Foto: Kementerian Perdagangan

Lebih lanjut, Indonesia terus membuka peluang adanya kolaborasi tingkat lanjut dengan Jepang,  terutama mengingat Indonesia dan Jepang adalah ketua bersama untuk RCEP Joint Committee 2025. Kemudian, pada pertemuan tersebut, Wamendag Roro juga mengutarakan permintaan dukungan bagi Indonesia pada proses aksesi Indonesia ke CPTPP dan OECD. Wamendag menjelaskan, Indonesia telah menyampaikan kuesioner sebagai bagian dari proses aksesi CPTPP pada 12 Mei 2025 kepada Selandia Baru sebagai depository country. Untuk itu, Indonesia meminta dukungan Jepang agar segera dibentuk kelompok kerja aksesi (accession working group) serta dukungan dalam memastikan kelancaran dan keberhasilan proses negosiasi aksesi Indonesia ke CPTPP.

Sementara, Indonesia juga telah memulai proses aksesi OECD pada Juni 2024 dan menargetkan untuk menyelesaikan prosesnya pada 2027. Terkait dukungan pada aksesi, Indonesia menantikan  keterlibatan Jepang, terutama dalam hal bantuan teknis dalam menyelesaikan fase peninjauan teknis dan ahli selama proses aksesi. Indonesia mengakui peran Jepang dalam pengembangan instrumen hukum OECD.

Pada akhir pertemuan, Wamendag Roro mengundang perusahaan Jepang untuk berpartisipasi pada  ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 yang akan digelar pada Oktober 2025. Pada TEI 2024, Jepang merupakan negara ke-8 dengan buyer terbanyak dan urutan ke-8 transaksi terbesar atau senilai USD 33,41 miliar.

Hingga saat ini, Jepang masih menjadi mitra utama perdagangan dan investasi bagi Indonesia dan ASEAN. Jepang tercatat sebagai peringkat ke-3 tujuan ekspor dan asal impor Indonesia. Pada 2024, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 35,6 miliar dengan nilai ekspor sebesar USD20,7 miliar atau menurun 0,39 persen dibandingkan tahun 2023. Sementara, impornya pada 2024 tercatat USD 14,9 miliar atau menurun 9,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, Indonesia surplus sebesar USD 5,7 miliar.

Pada pertemuan bilateral ini, Wamendag Roro didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor  Nasional (PEN) Fajarini Puntodewi, Sekretaris Ditjen PEN Arief Wibisono, Direktur Pengembangan  Ekspor Manufaktur Deden Muhammad Fajar Shiddiq, dan Atase Perdagangan Tokyo Merry Astrid  Indriasari.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: