Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Saham Terguncang, Bursa Eropa Anjlok Menyusul Ketidakpastian AS

Investor Saham Terguncang, Bursa Eropa Anjlok Menyusul Ketidakpastian AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Eropa merosot ke level terendah dalam lebih dari satu bulan pada hari Kamis (19/6). Hal ini menyusul ketegangan yang terus meningkat antara Iran dan Israel. Pasar juga menyoroti ketidakpastian mengenai potensi keterlibatan dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Jumat (20/6),Indeks Stoxx 600 ditutup melemah untuk hari ketiga berturut-turut, turun 0,8% ke 535,86. Ini merupakan level penutupan terendah sejak 9 Mei 2025.

Baca Juga: Peringatkan Trump, China dan Rusia Kompak Membela Iran

Volume perdagangan terpantau tipis seiring pasar saham yang tutup memperingati hari libur nasional di Amerika Serikat (AS). Sementara Konflik Israel-Iran yang telah berlangsung selama sepekan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Pasar masih menaruh harapan pada kemungkinan pertemuan diplomatik antara pihak-pihak berpengaruh dengan Iran. Ketegangan yang terjadi di kawasan kaya minyak itu menimbulkan kekhawatiran mengenai guncangan pasokan energi, sehingga memicu aksi jual di pasar saham.

“Ketika saluran utama kekhawatiran pasar adalah melalui harga energi, Anda akan melihat adanya penghindaran risiko—dan itulah yang terlihat di saham-saham Eropa,” ujar Kepala Alokasi Aset Coutts, Lilian Chovin.

Ketidakpastian juga diperparah oleh kebijakan perdagangan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kebijakannya yang tidak terduga menyulitkan arah kebijakan moneter di berbagai negara dari Eropa.

Bank of England mempertahankan suku bunga acuannya, namun memperingatkan risiko dari melemahnya pasar tenaga kerja dan kenaikan harga energi.

Swiss National Bank memangkas suku bunga ke level nol, sesuai perkiraan. Sementara Bank Sentral Norwegia mengejutkan pasar dengan pemangkasan 25 basis poin, pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.

Adapun Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyatakan bahwa harga barang-barang konsumsi diperkirakan akan naik pada musim panas ini seiring dampak tarif mulai dirasakan oleh konsumen.

Baca Juga: Ditekan Trump, Iran Balik Ancam Tutup Selat Hormuz

“Investor kini lebih memahami cara dia merespons dan batas-batas kebijakan yang membatasi ruang geraknya, sehingga mereka bisa mulai membentuk ekspektasi ke depan dengan lebih baik dibanding dua bulan lalu,” tutur Chovin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: