Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) angkat bicara terkait lonjakan harga saham yang membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangannya.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KRAS, Daniel Fitzgerald Liman, menyatakan tidak ada kejadian material yang belum diumumkan ke publik. “Kami tegaskan, tidak ada kejadian material yang belum diumumkan. Seluruh fluktuasi saham sepenuhnya merupakan respons pasar,” ujar Daniel, dalam paparan publik insidentil pada Jumat (11/7/2025).
Harga saham emiten baja pelat merah tersebut memang tengah menjadi sorotan. Sejak awal tahun, saham KRAS telah naik lebih dari 210%, dan dalam sebulan terakhir melonjak 71,58% hingga menyentuh Rp314 per saham.
Baca Juga: KRAS Berdarah di Kuartal I 2025, Pendapatan Tak Cukup Obati Rugi
BEI sebelumnya telah dua kali mengeluarkan peringatan Unusual Market Activity (UMA) dan menyetop sementara perdagangan saham KRAS masing-masing pada 1 dan 7 Juli 2025. Langkah ini diambil untuk melindungi investor dan menjaga integritas pasar.
Di balik euforia pasar, kondisi fundamental KRAS masih dalam tekanan. Perusahaan membukukan rugi bersih sebesar US$45,4 juta pada kuartal I/2025. Kinerja negatif ini dipicu oleh tingginya beban keuangan serta gangguan operasional di fasilitas produksi Hot Strip Mill (HSM) yang baru pulih.
Baca Juga: Anak Usaha Krakatau Steel (KRAS) Resmikan Perluasan Gudang Australia
Meski demikian, Daniel menyampaikan bahwa operasional HSM saat ini telah kembali berjalan. Ia berharap fasilitas tersebut dapat memperkuat hilirisasi produk baja dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Sepanjang Januari–Maret 2025, KRAS memproduksi 226.000 ton baja, menghasilkan pendapatan sebesar US$234,8 juta dan mencatatkan laba kotor sebesar US$12,9 juta.
Dari sisi neraca, total aset perseroan naik tipis 0,82% year-to-date menjadi US$2,92 miliar. Namun, liabilitas juga meningkat 1,54% menjadi US$2,50 miliar. Sementara itu, tekanan terhadap struktur permodalan masih terasa, tercermin dari penurunan ekuitas sebesar 3,23% menjadi US$421,11 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement