Pemerintahan Trump Kenakan Tarif 93,5% atas Grafit dari China, Harga Produksi Mobil Listrik AS Terancam Naik
Kredit Foto: Xpeng
Pemerintahan Trump mengumumkan kebijakan tarif besar-besaran atas impor grafit dari China, bahan baku penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik (EV), yang diperkirakan akan meningkatkan biaya produksi mobil listrik di Amerika Serikat secara signifikan.
Dilansir dari CNN.com pada Minggu (20/7/2025) Departemen Perdagangan AS menetapkan tarif sebesar 93,5% terhadap grafit asal China. Kebijakan ini diambil setelah menuduh China melakukan praktik dumping, yaitu menjual grafit ke pasar AS di bawah harga pasar global. Langkah ini disambut positif oleh produsen grafit domestik yang menilai dominasi China telah menghambat pertumbuhan industri grafit di AS.
Grafit mentah sebenarnya relatif murah, dengan harga kurang dari USD 2 per pon. Namun, menurut data Departemen Perdagangan, nilai impor grafit dari China ke AS meningkat tajam menjadi USD 347 juta pada tahun 2023—lebih dari dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Meski begitu, produsen dalam negeri AS masih belum mampu menghasilkan grafit dengan kemurnian tinggi yang diperlukan untuk baterai kendaraan listrik. Hal ini terungkap dari kesaksian Tesla dalam penyelidikan mengenai tarif tersebut.
Mike O’Kronley, CEO produsen grafit AS Novonix, menyambut baik keputusan tarif ini dan meyakini bahwa kebijakan tersebut akan mendorong investasi dan produksi grafit dalam negeri.
“Langkah ini akan sangat transformatif bagi industri grafit di AS,” ujarnya. “Produsen China telah berinvestasi besar-besaran dan memiliki kapasitas berlebih, sehingga mereka mengekspor dalam jumlah besar. Ini menghambat pengembangan mineral kritis di AS.”
Baca Juga: Mobil listrik Polytron G3+ dan G3 Dipastikan Hadir di GIIAS
Namun, kebijakan ini juga memperkeruh tensi perdagangan AS–China dan memberikan tantangan baru bagi industri EV dalam negeri. Selain tarif, pemerintahan Trump juga tengah memangkas berbagai bentuk dukungan federal terhadap kendaraan listrik, termasuk menghentikan pinjaman pemerintah untuk pembangunan pabrik EV dan baterai. Undang-undang pengeluaran dan pajak terbaru yang ditandatangani Trump bahkan akan menghapus insentif pajak sebesar USD 7.500 bagi pembeli EV.
Perlu diketahui, pemerintahan Biden sebelumnya telah mengenakan tarif 25% atas grafit pada tahun lalu, dan kebijakan tersebut menjadi dasar proses penyelidikan yang kini menghasilkan tarif baru sebesar 93,5%. Jika digabung dengan berbagai tarif lain yang telah diberlakukan, total beban tarif grafit China bisa mencapai 160%.
Masalahnya, industri grafit AS belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hingga saat ini, produsen baterai EV di AS masih bergantung pada impor dari China—meskipun kini harus membayar harga jauh lebih mahal.
Beberapa produsen mobil dan baterai belum memberikan komentar atas kebijakan ini. Namun, dalam proses sidang awal tahun ini, perwakilan hukum dari para produsen otomotif menyatakan bahwa produsen AS belum mampu memproduksi grafit dengan kualitas yang dibutuhkan.
“Produsen baterai lithium-ion membutuhkan grafit dengan tingkat kemurnian karbon 99,9% dan kandungan logam sangat rendah,” kata Matt Nicely, pengacara Tesla, dalam sidang bulan Januari lalu. “Tak satu pun produsen domestik yang bisa memenuhi spesifikasi ini. Mereka tidak bisa menyalahkan impor jika belum mampu menghasilkan produk yang dibutuhkan pasar.”
O’Kronley sendiri mengakui bahwa butuh waktu agar industri grafit AS dapat mengejar ketertinggalan.
“Pengembangan dan sertifikasi material ini memerlukan waktu lama sebelum bisa digunakan dalam baterai,” ujarnya. “Jadi, tarif tidak akan berdampak langsung terhadap perubahan pasokan. Namun, dalam jangka panjang, kita akan melihat pertumbuhan industri dalam negeri yang lebih cepat dan signifikan.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah
Tag Terkait:
Advertisement