Kredit Foto: Uswah Hasanah
Emiten distributor produk telekomunikasi nasional, PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI) mencatat penjualan sebesar Rp1,93 triliun hingga 30 Juni 2025, turun 2,03% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,97 triliun.
Meski begitu, efisiensi pada beban pokok penjualan yang turun 2,16% menjadi Rp1,81 triliun berhasil mendorong peningkatan laba bruto sebesar 2,07% menjadi Rp126,68 miliar.
Baca Juga: Harga Saham PMUI Anjlok 27%, Investor Tekor! Konflik Internal Makin Panas
Kinerja operasional juga menunjukkan perbaikan signifikan. Laba usaha melonjak 31,35% menjadi Rp38,41 miliar, sementara laba sebelum pajak tumbuh 11,91% menjadi Rp32,96 miliar. Alhasil, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 7,46% menjadi Rp24,04 miliar dibandingkan Rp22,37 miliar pada semester I tahun 2024
Di sisi neraca, PMUI menunjukkan langkah efisiensi yang agresif. Total liabilitas menyusut drastis sebesar 69,07% menjadi Rp76,42 miliar dari Rp247,04 miliar pada akhir 2024. Namun, total aset perseroan juga mengalami penyusutan 32,12% menjadi Rp311,12 miliar.
Untuk diketahui, pada perdagangan Kamis (31/7/2025), saham PMUI ditutup ke level Rp124 per saham.
Baca Juga: Tertinggal, PMUI Lesu di Hari Pertama IPO
Perusahaan anyar tersebut baru saja mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli 2025 lalu dengan harga perdana di level Rp180 per saham.
Dalam IPO tersebut, PMUI melepaskan sebanyak 1,16 miliar saham atau setara 20% dari modal disetor dan berhasil menghimpun dana segar maksimal Rp208,80 miliar.
PMUI merupakan distributor resmi produk XLSmart (EXCL) dan aksesoris ponsel. Perseroan juga merupakan induk dari PT Graha Prima Mentari Tbk. (GRPM), dengan kepemilikan saham sebesar 70,67% atau setara 1,09 miliar lembar saham. GRPM sendiri berbasis di Cirebon.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement