Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Generasi Muda Aktor Utama Pembangunan Gastronomi Indonesia

Generasi Muda Aktor Utama Pembangunan Gastronomi Indonesia Kredit Foto: Dok. Kemenpar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyebut generasi muda merupakan bagian dari aktor utama pembangunan gastronomi di Indonesia.

Hal ini disampaikan Wamenpar dalam Kuliah Umum Bersama Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) di Lingkungan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pada Semester Ganjil TA 2025-2026 yang digelar secara hybrid, Selasa (19/8/2025) pagi.

Baca Juga: ICA-CEPA Diharapkan Tingkatkan Perdagangan dan Investasi RI-Kanada

Untuk itu, Wamenpar mengajak para mahasiswa tersebut menjadi agen utama dalam membangun wisata gastronomi Indonesia yang sarat budaya dan identitas bangsa.

"Melalui inovasi, riset, dan dedikasi, saya percaya adik-adik dapat melahirkan gagasan-gagasan segar yang menjadi cita rasa baru bagi dunia," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Rabu (20/8).

Sejalan dengan tema pada kuliah umum kali ini “The Power of Gastronomy Tourism: How Local Flavors Fuel Economic Growth and Global Appeal”, gastronomi saat ini bukan sekadar menyuguhkan pengalaman kuliner yang berbeda, tetapi telah menjadi kekuatan budaya dan ekonomi yang nyata.

Melalui gastronomi pula setiap hidangan dibalut dengan narasi yang kuat dari hulu ke hilir meliputi proses budidaya bahan pangan, distribusi, cara memasak, hingga presentasi yang sarat makna. Di setiap langkah, tersimpan cerita tentang tanah, kerja keras petani, warisan leluhur, dan nilai-nilai lokal yang menyatu dalam satu piring sajian.

Salah satu ciri khas utama kuliner Nusantara adalah kekayaan rempah-rempah, yang tidak hanya memperkaya rasa, tetapi juga membawa jejak sejarah, identitas, dan potensi ekonomi bangsa. Rempah adalah DNA kuliner Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki karakteristik bumbu dan rasa yang unik, menjadikan setiap masakan bukan hanya santapan, tetapi pernyataan budaya.

“Inilah yang membedakan apa itu wisata gastronomi dari wisata kuliner biasa. Dan inilah daya tarik wisata yang menjadi kekuatan Indonesia,” kata Wamenpar Ni Luh Puspa.

Tercatat kinerja ekspor rempah Indonesia juga tumbuh positif dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data dari Food and Fertilizer Technology Center for the Asian and Pacific Region, pada periode 2016–2020, nilai ekspor rempah Indonesia rata-rata mencapai 589 juta dolar AS per tahun, dengan pertumbuhan 5,63 persen per tahun.

Lebih lanjut, Indonesia menempati peringkat keempat dunia sebagi produsen rempah dengan pangsa pasar global 10,1 persen. Ke depan, Indonesia menargetkan perluasan ekspor dengan memprioritaskan komoditas strategis dan membuka akses ke 20 negara pengimpor utama yang pertumbuhan permintaannya lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekspor Indonesia.

“Oleh karena itu, pengembangan gastronomi tidak bisa dipandang hanya dari sisi kuliner semata, tetapi harus terintegrasi dengan strategi besar pariwisata nasional,” ujar Wamenpar. 

Kementerian Pariwisata telah merumuskan lima program unggulan pada 2025 yang dirancang untuk memperkuat daya saing, sekaligus menjaga keaslian dan keberlanjutan potensi pariwisata Indonesia. Di antara program yang dimaksud yakni Pariwisata Naik Kelas dan Desa Wisata yang erat kaitannya dengan gastronomi.

Program Pariwisata Naik Kelas bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata berkualitas tinggi tidak hanya untuk gastronomi, namun juga bahari, dan wellness. Melalui penguatan industri, pembentukan daya tarik wisata, dan pemasaran yang relevan untuk menghadirkan wisatawan yang menikmati pengalaman tersebut.

Sementara Desa Wisata menjadi motor pariwisata naik kelas, karena tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi desa, tetapi juga mengangkat kuliner lokal sebagai daya tarik gastronomi. Sebab makanan khas Indonesia tidak bisa dilepaskan dari konteks budaya. Dari upacara kelahiran, pernikahan, hingga kematian, selalu ada makanan sebagai pengikat makna.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: