Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wamen ESDM Angkat Suara soal Rencana Perpanjangan Ekspor Konsentrat Freeport

Wamen ESDM Angkat Suara soal Rencana Perpanjangan Ekspor Konsentrat Freeport Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, buka suara terkait keinginan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk kembali mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga yang akan berakhir pada 16 September 2025.

Sebagaimana diketahui, smelter PT Smelting di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, milik PTFI saat ini berhenti berproduksi akibat masalah pada pabrik oksigen. 

"Ya dicek dulu gangguannya seperti apa," ujar Yuliot di Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Baca Juga: Freeport Tawarkan Tambahan 10% Saham ke RI, Ini Alasanya

Sebelumnya, PTFI juga sempat mendapat relaksasi izin ekspor setelah Smelter Manyar yang juga berada di Gresik mengalami kebakaran pada unit asam sulfat pada Oktober 2024. Hingga kini, operasional smelter tersebut belum maksimal dan baru mencapai 70 persen.

Berdasarkan aturan, izin ekspor konsentrat tembaga seharusnya hanya berlaku hingga 31 Desember 2024. Namun, pemerintah memberikan kelonggaran akibat kejadian luar biasa tersebut.

“Jadi itu kan dalam kondisi kahar, itu kan diperkirakan itu selesai, ini kan dalam jangka waktu 6 bulan. Ya seharusnya kalau sudah selesai ya tidak ada perpanjangan lagi,” ucap Yuliot.

Baca Juga: Smelter Kembali Bermasalah, Freeport Ajukan Lagi Izin Ekspor Konsentrat

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menjelaskan, kapasitas pemurnian konsentrat di PT Smelting mencapai 1,3 juta ton per tahun. Gangguan itu mengakibatkan 100 ribu ton konsentrat dari Grasberg tertunda untuk dimurnikan.

“Iya, yang di PT Smelting itu berhenti produksi. Berhenti dulu sementara. Nggak ada downtime karena maintenance dan juga ada masalah di oksigen sehingga berhenti. Tapi sudah dalam proses perbaikan dan mudah-mudahan minggu pertama bulan September sudah bisa berproduksi,” ujar Tony di Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Adapun Smelter Manyar yang mengalami insiden kebakaran pada unit asam sulfat pada Oktober 2024 lalu pun kini masih dalam tahap pemulihan.

“Karena ramp up produksi kita sudah sesuai dengan kurva sebelumnya yang kita sampaikan kepada pemerintah. Itu mulai dengan 40 persen, 50 persen, 60 persen, sekarang mendekati 70 persen,” kata Tony.

Baca Juga: Smelter Kembali Bermasalah, Freeport Ajukan Lagi Izin Ekspor Konsentrat

Menurutnya, keputusan soal ekspor konsentrat selanjutnya akan ditentukan pemerintah melalui evaluasi sebelum izin berakhir pada 16 September 2025.

“Akan dievaluasi oleh pemerintah, jadi sesuai dengan Kepmennya memang akan dievaluasi pada saat mau berakhirnya. Itu yang kita tunggu hasil evaluasi dari pemerintah lah,” tutup Tony.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: