Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inklusi Keuangan Indikator Kunci Jaga Stabilitas Ekonomi Makro

Inklusi Keuangan Indikator Kunci Jaga Stabilitas Ekonomi Makro Kredit Foto: Youtube BPMI Setpres
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan inklusi keuangan merupakan salah satu indikator kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi makro.

Dirinya menjelaskan inklusi keuangan telah menjadi bagian integral dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045, serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten/Kota 2025–2045 sebagai salah satu indikator utama pembangunan.

Baca Juga: Konferensi Musik Indonesia 2025 Bahas Strategi Ekosistem Hiburan Berkelanjutan

Ini disampaikan Menko Airlangga dalam Rakornas TPAKD 2025 yang mengusung tema “Memperkuat Ketahanan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Inklusi Keuangan Daerah” di Jakarta, Jumat (10/10/2025).

“Peningkatan inklusi dan literasi keuangan melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) mencerminkan capaian positif salah satu Asta Cita Presiden,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Sabtu (11/10).

Melalui sinergi antara kebijakan nasional dan pelaksanaan di daerah, Pemerintah berkomitmen memastikan agar seluruh masyarakat dapat memperoleh manfaat nyata dari kebijakan keuangan yang inklusif dan berkeadilan.

Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan Indonesia telah mencapai 92,74%, menandakan semakin luasnya akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal. 

Namun demikian, tingkat literasi keuangan baru mencapai 66,64%, sehingga masih terdapat kesenjangan sebesar 26,1 poin persentase yang perlu dijembatani melalui penguatan edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

Sejalan dengan itu, berbagai program telah dilaksanakan untuk memperluas akses keuangan, baik melalui pendekatan konvensional maupun syariah. 

Salah satu capaian penting adalah Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) yang telah mencapai 58,32 juta rekening atau 87,75% dari total pelajar di Indonesia. Pemerintah menargetkan 98% pelajar Indonesia dapat memiliki rekening pada tahun 2027.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: