Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Menguat, Pasar Waspadai Arah Kebijakan The Fed

Dolar Menguat, Pasar Waspadai Arah Kebijakan The Fed Kredit Foto: Antara/Putu Indah Savitri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap euro dan yen pada Senin (17/11). Hal ini terjadi seiring pelaku pasar bersikap hati-hati menjelang pekan yang diperkirakan penuh rilis data ekonomi di Negeri Paman Sam.

Dilansir dari Reuters, Selasa (18/11), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,25% menjadi 99,57.

Baca Juga: Elite Pejabat The Fed Berikan Sinyal Arah Suku Bunga di Desember

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membatalkan tarif lebih dari dua ratus produk makanan terbilang terbatas. Sejumlah analis menilai keputusan tersebut tidak mengejutkan, mengingat tekanan biaya hidup akibat kebijakan tarif sebelumnya.

Serangkaian data ekonomi yang tertunda akibat penutupan sementara pemerintahan federal dijadwalkan mulai dirilis pekan ini. Publikasi tersebut diperkirakan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi ekonomi dari AS.

“Dengan situasi shutdown yang sudah berlalu, pasar kini fokus pada risalah bank sentral dan data tenaga kerja sebagai petunjuk keputusan dari The Fed di Desember. Probabilitas pemangkasan suku bunga kini seperti lempar koin,” kata Senior Investment Strategist Mesirow Currency Management, Uto Shinohara.

Ia menambahkan bahwa inflasi masih terasa melekat meski tidak ada data baru, sementara kondisi pasar tenaga kerja menunjukkan pelemahan.

Namun, laporan ketenagakerjaan disebut dapat memunculkan reaksi emosional bila angka utama jauh dari ekspektasi, mengingat data tersebut mencerminkan kondisi pada September sehingga dianggap agak usang.

Meski data sektor swasta baru-baru ini menunjukkan sinyal pelemahan ekonomi, ekspektasi pemangkasan suku bunga bulan depan terus menyusut di AS.

Investor menilai kekosongan data resmi berpotensi menunda atau bahkan menghambat langkah pelonggaran moneter lanjutan.

Baca Juga: SMII Bakal Terbitkan Obligasi dan Sukuk Total Rp6,5 Triliun

Sementara Wakil Ketua Federal Reserve, Philip Jefferson menegaskan bahwa bank sentral perlu melangkah perlahan dalam melakukan penurunan suku bunga. Pernyataan tersebut semakin meredam harapan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: