Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Net Sell Asing Mereda, IHSG Bakal Sentuh Level 10.000

Net Sell Asing Mereda, IHSG Bakal Sentuh Level 10.000 Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai memiliki peluang untuk bergerak menuju level psikologis 10.000 dalam jangka menengah hingga panjang, seiring membaiknya dinamika arus dana investor asing di pasar saham domestik. 

Head of Research PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, mengutarakan bahwa peluang IHSG menuju level tersebut terbuka selama tren pasar tidak mengalami perubahan arah yang signifikan. 

Namun, ia menegaskan bahwa pergerakan indeks ke level tinggi tersebut tetap perlu diantisipasi dengan cermat, terutama terkait fluktuasi foreign flow yang masih menjadi faktor penentu pergerakan pasar saham Indonesia.

“Kalau naik terus, kalau trennya ini tidak melenceng keluar jalur. Yang harus kita siapkan adalah turunnya, yaitu foreign flow,” ujar Liza  dalam paparan Market Outlook 2026, Kamis (18/12/2025).

Baca Juga: JPMorgan Prediksi IHSG Bisa Lompa ke 10.000

Ia menjelaskan, arus keluar dana investor asing yang sempat menekan pergerakan IHSG dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan tanda-tanda perbaikan. 

Berdasarkan data internal Kiwoom Sekuritas, nilai penjualan bersih (net sell) investor asing secara year-to-date tercatat sebesar Rp44 triliun per 25 Juli 2025. Angka tersebut menyusut menjadi Rp26 triliun pada 12 Desember 2025, mencerminkan perlambatan tekanan jual asing di pasar saham domestik.

Jika ditarik lebih panjang, tren tersebut dinilai semakin terlihat. Kiwoom Sekuritas mencatat penjualan bersih asing mencapai Rp70 triliun pada 25 Juli 2023. 

Tiga tahun berselang, nilai tersebut turun signifikan menjadi Rp37 triliun per 12 Desember 2025, menunjukkan tekanan jual asing tidak sedalam periode sebelumnya.

Meski demikian, Liza mengungkapkan bahwa saham-saham berkapitalisasi besar, khususnya sektor perbankan, masih menjadi kontributor utama aksi jual investor asing. 

“Penggerak pasarnya yang masih dijual ternyata masih besar dari saham-saham perbankan. Asing menjual saham bank seperti BCA, BRI, Bank Mandiri, Adaro juga,” katanya.

Baca Juga: Pamer Rapor Hijau Ke Prabowo, Airlangga: IHSG Cetak Rekor Tertinggi di Asia

Secara rinci, pada 25 Juli 2025 investor asing tercatat melepas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp16,5 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp4,8 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp12,6 triliun, serta PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp2,4 triliun.

Sementara pada 12 Desember 2025, aksi jual asing terhadap BBCA meningkat menjadi Rp17 triliun, BBRI Rp6,2 triliun, BMRI menurun ke Rp5,1 triliun, dan ADRO sebesar Rp3,2 triliun.

Di sisi lain, tekanan jual tersebut diimbangi oleh masuknya dana asing ke sejumlah sektor lain yang dinilai prospektif. Pada 12 Desember 2025, investor asing tercatat memborong saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp6,2 triliun dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp6,1 triliun. 

Selain itu, saham berbasis sumber daya alam dan energi baru juga mencatat inflow asing, antara lain PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Rp1,3 triliun, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Rp3,2 triliun, serta PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Rp3 triliun.

Liza menilai, masuknya saham-saham tersebut ke dalam indeks MSCI turut menjadi faktor pendorong arus dana asing ke pasar modal Indonesia. 

Sebagai perbandingan, pada 25 Juli 2025, pembelian bersih asing masih relatif terbatas, dengan fokus pada TLKM sebesar Rp2,3 triliun, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp1,3 triliun, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp5,3 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: