WE Online, Jakarta - Perlambatan ekonomi nasional memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi pertumbuhan aset industri pembiayaan. Per Juni 2015 aset industri pembiayaan sebesar Rp430,19 triliun atau hanya tumbuh 4,2% secara year on year (yoy) dibanding tahun lalu yang sebesar Rp412,84 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan pertumbuhan aset yang stagnan lantaran penurunan daya beli masyarakat akibat dari perlambatan ekonomi. Kondisi itu membuat penyaluran kredit kian seret.
"Industri pembiayaan masih di bawah pertumbuhan individual perusahaan pembiayaan hanya tumbuh 4,2 persen. Inilah pertama kalinya industri pembiayaan tumbuh rendah. Tahun lalu tumbuh empat persen, relatif lambat karena daya beli turun. Kenapa turun? Karena dampak dari ekonomi yang melambat," ujar dia di Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Suwandi mengakui industri pembiayaan termasuk yang paling rentan terkena dampak perlambatan ekonomi. Pasalnya, industri pembiayaan sangat bergantung pada daya beli masyarakat.
"Industri pembiayaan adalah efek dari dampak pertumbuhan ekonomi. Kalau ekonominya lambat, kita pasti tumbuh lambat karena tidak ada kebutuhan (daya beli)," pungkasnya.
Ke depan, APPI memproyeksikan pertumbuhan aset hingga akhir tahun tidak jauh berbeda dengan Juli 2015. Padahal, semula APPI menargetkan pertumbuhan antara 5% hingga 10% pada tahun ini.
"Target kita waktu awal tahun itu 5-10 persen, tapi kalau lihat kondisi sekarang tumbuh lima persen saja sudah bagus," tandas Suwandi.
Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia per Juni 2015 mencapai 4,67%. Angka ini menegaskan pertumbuhan aset perusahaan pembiayaan hanya tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi, yakni hanya 4,2% dalam tujuh bulan tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement