WE Online, Jakarta - Ingvar Kamprad, pendiri IKEA, adalah salah satu contoh miliarder yang rendah hati. Kamprad tak malu mengakui dirinya sering membeli pakaian di pasar loak untuk menghemat uang, demikian pernyataannya dalam sebuah film dokumenter yang disiarkan pada Rabu (9/3/2016) di televisi Swedia.
Pria yang genap berusia 90 tahun pada 30 Maret ini mengaku kebiasaan tersebut telah berlangsung lama. Kebiasaan belanja sederhana Kamprad itu pulalah yang menjadi ciri khasnya sejak lama dan membantu IKEA menjadi salah satu merek top dunia.
"Saya tidak berpikir ini sesuatu yang salah. Saya hanya ingin memberi contoh yang baik," katanya pada salah satu saluran TV Swedia, seperti dikutip dari laman Channel NewsAsia di Jakarta, Jumat (11/3/2016).
Kamprad mengaku kebiasaan belanjanya yang sederhana merupakan kebiasaan yang ia dapat dari kampung halamannya dulu di wilayah pertanian Swedia selatan di mana ia berasal.
Ia diperkirakan memiliki kekayaan sekitar 610 miliar kroner (sekitar € 65,5 miliar), menurut laporan media Swedia baru-baru ini. Tetapi sulit untuk memisahkan apa yang menjadi milik dia, apa yang menjadi milik anak-anaknya, dan berapa yang ia sumbangkan. Meski memiliki kekayaan miliaran dolar AS, Kamprad tetap tidak lupa membagi rezekinya dengan sesama.
Setiap tahun ia akan memisahkan pemasukannya menjadi milik pribadi, untuk anak-anaknya, serta untuk sebuah yayasan milik keluarga di Liechtenstein. Pada tahun 2006, majalah bisnis Amerika Forbes menempatkan Kampard sebagai orang keempat terkaya di dunia.
Kebiasaan belanja secara sederhana Kamprad ini telah menjadi berita selama bertahun-tahun. Pada tahun 2008 ia mengatakan kepada surat kabar Sydsvenskan bahwa tagihan 22 euro di Belanda telah melanggar anggaran potong rambutnya.
"Biasanya, saya mencoba untuk memotong rambut saya ketika sedang berada di negara berkembang. Terakhir kali itu di Vietnam," jelas Kamprad.
Setelah sekian tahun bekerja, pada tahun 2010 Kamprad memutuskan pensiun dan menyerahkan perusahaan kepada ketiga anaknya dan akhirnya kembali hidup di Swedia pada tahun 2014.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement