Menyoal Kaitan Transportasi Online dengan Bisnis Telekomunikasi
WE Online, Jakarta - Keberadaan aplikasi berbasis transportasi yang masif belakangan ini, diharapkan dapat meningkatkan revenue operator telkomunikasi. Hal ini dimungkinkan mengingat kedua sektor tersebut sama-sama menguasai hajat hidup orang banyak.
Sayangnya pihak operator telkomunikasi masih enggan membocorkan pengaruh pendapatan peseroan sejak hadirnya transportasi online.
Pantauan Warta Ekonomi setidaknya ada tiga sumber revenue yang bisa dinikmati operator selular dari aktivitas pengguna transportasi online. Ketiga sumber itu meliputi; voice (suara), data usage (penggunaan data), dan SMS.
Dari ketiga sumber revenue tersebut, layanan voice, dipekirakan menjadi sumber utama revenue bagi operator selular. Pasalnya dalam operasional transportasi online, sambungan suara antara pengemudi dan penumpang diperlukan saat menjemput penumpang.
Menurut CEO Indosat Ooredo, Alexander Rusli, hingga kini revenue operator telko dari sektor transportasi online masih kecil. Kendati begitu, Rusli,belum mau memberi angka pasti atas persentase revenue yang diperoleh operator.
"Kecil, untuk skala ini kecil, terlalu kecil, ga worth disebutkan. Dengan pelanggan 70 juta, berapa banget penggunaan voice okeh,beberapa puluhan ribu untuk orang? dan pemakaian pendek-pendek," sebut pria yang juga Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) tersebut kepada Warta Ekonomi, belum lama ini.
Ditambahkan Rusli, pihak operator memang memberikan dukungan atas keberadaan transportasi online. Hanya saja dukungan itu lebih kepada prinsip untuk mendorong inovasi.
"Jangan sampai hal ini malah mati (transportasi online)," tambahnya.
Adapun operator selular terbesar di negeri ini, Telkomsel, juga belum mau membocorkan sumbangsih revenue yang mereka peroleh dari keberadaan transportasi online. Vice President Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati. Namun Ira mengatakan bagi Telkomsel, aplikasi transportasi serta aplikasi-aplikasi lainya masuk sebagai bagian dari revenue layanan data dengan kontribusi lebih kurang 30% terhadap total revenue.
"Jika dilihat secara spesifik aplikasi transportasi kontribusinya masih kecil. Untuk layanan suara,susah juga diidentifikasi apakah itu untuk transportasi atau bukan karena itu kan nomor-nomor individual penelpon dan supir taksi atau ojek lainya," pungkas Ira.
Sekadar informasi,transportasi online membuka ruang untuk terjadinya sambungan interkoneksi dengan lebih masif. Pemerintah sendiri saat ini tengah berupaya menurunkan biaya tarif interkoneksi sebesesar 10% dari biaya interkoneksi senilai Rp 250. Biaya interkoneksi adalah komponen yang harus dibayarkan oleh operator kepada operator lain yang menjadi tujuan panggilan penggunanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Febri Kurnia
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement