Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Impor Gorontalo dari Tiongkok capai USD 16,031 Juta

        Warta Ekonomi, Gorontalo -

        Kepala BPS Provinsi Gorontalo Eko Marsoro mengatakan aktivitas impor di daerah tersebut pada Juli 2016 didominasi oleh Tiongkok, dengan nilai impor 16,031 juta dolar Amerika Serikat atau sebesar 63,14 persen.

        Angka tersebut diikuti oleh Thailand sebesar 6.688.000 dolar AS (26,45 persen), Republik Korea sebesar 1.682.069 dolar AS (6,65 persen), dan sisanya dari Singapura sebesar 881.667 dolar AS(3,49 persen).

        Ia mengatakan nilai impor yang melalui pelabuhan Gorontalo pada bulan Juli 2016 sebesar 5.909.816 dolar AS.

        "Dari sisi peranan terhadap total nilai impor Januari-Juli 2016, maka terlihat bahwa Tiongkok menyumbang peranan terbesar," ujarnya di Gorontalo, Kamis (15/9/2016).

        Sementara apabila dibandingkan dengan periode Januari-Juli 2015, nilai impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo pada periode Januari-Juli 2016 mengalami peningkatan sebesar 581,47 persen atau meningkat dari 3,710 juta menjadi 25,282 juta dolar AS.

        Ia menjelaskan, selama Juli 2016 terdapat empat kelompok barang yang diimpor melalui Pelabuhan Gorontalo.

        "Yaitu kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan senilai 296.400 dolar AS, kelompok barang dari besi dan baja senilai 139.721 dolar AS," tambahnya.

        Sementara kelompok mesin dan peralatan mekanik senilai 1.292.803 dolar AS, serta kelompok mesin dan peralatan listrik senilai 4.180.892 dolar AS.

        Secara kumulatif nilai impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo Januari-Juli 2016 adalah sebesar 25.282.919 dolar AS.

        Dari sisi peranan terhadap total nilai impor Januari-Juli 2016, lanjutnya, tampak bahwa kelompok mesin dan peralatan mekanik menyumbang peranan terbesar, yaitu sebesar 27,43 persen.

        Kemudian diikuti kelompok gula dan kembang gula 26,45 persen, kelompok mesin dan peralatan listrik 25,36 persen, kelompok bahan bakar mineral 7,76 persen, kelompok barang dari besi dan baja 7,65 persen, dan kelompok bahan kimia organik 2,38 persen.

        Sedangkan kelompok produk karet dan plastik sebesar 1,38 persen, kelompok alat perkakas dari logam 1,12 persen, dan kelompok turbin otomatis 0,47 persen. (Ant)
        ?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: