Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) melepas ekspor 10.000 ton bungkil sawit asal Sumatra Barat ke Selandia Baru dengan nilai setara Rp12,24 miliar.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, saat pelepasan ekspor di kawasan Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatra Barat, Rabu, mengatakan bungkil sawit merupakan salah satu dari lima komoditas dengan volume ekspor terbesar dan penyumbang devisa negara sektor nonmigas di Sumatra Barat.
"Kami sudah pastikan 10.000 ton bungkil sawit ini melewati proses pemeriksaan karantina dan mendapatkan Phytosanitary Certificate sebagai persyaratan negara tujuan ekspor," kata Ali Jamil melalui keterangan resmi diterima di Jakarta, Rabu.
Baca Juga:?Sawit dan Karet Jadi Kunci Stabilitas Ekonomi Sumsel
Pada 2018, ekspor bungkil sawit tercatat mencapai 247,17 ton dengan nilai Rp301 miliar. Hingga kini, negara tujuan ekspor untuk bungkil sawit adalah Selandia Baru, Vietnam, Italia, Filipina, Afrika Selatan, Singapura, Belanda, Tiongkok, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Saudi Arabia.
Baca Juga: Ekspor Minyak Sawit Indonesia Naik 4%, Terbesar ke Afrika
Pada awal 2019, Karantina Pertanian Padang telah menerbitkan sertifikat kesehatan atau Phytosanitary Certificate (PC) terhadap 23 jenis komoditas dengan total Rp356,67 miliar, dengan rincian pada Januari nilai ekspor sebesar Rp200,47 miliar dan Februari dengan nilai Rp156,20 miliar.
Kepala Karantina Pertanian Padang Joni Anwar menyampaikan bersamaan dengan ekspor bungkil sawit ini, enam komoditas lainnya juga diekspor dengan total nilai sebesar Rp59,387 miliar.
Baca Juga:?Dear Pengusaha Kelapa Sawit, Pungutan Ekspor Bakal Berubah Loh
Komoditas tersebut yakni 32.000 ton cangkang sawit (PKS) tujuan Korea Selatan, 83 ton santan kelapa dengan tujuan Belanda, Norwegia, Belgia dan Costarika, 129,3 ton kulit manis tujuan Portugal, Malaysia, Algeria, dan Amerika Serikat, 19,8 ton kopi tujuan Thailand, 7,88 ton cengkeh dan kapulaga tujuan Malaysia dan 201,6 ton karet tujuan China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: